kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,63   -8,92   -0.98%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dampak corona, Bank Dunia: Pemerintah harus segera alihkan pasar ekspor dari China


Selasa, 11 Februari 2020 / 13:47 WIB
Dampak corona, Bank Dunia: Pemerintah harus segera alihkan pasar ekspor dari China
ILUSTRASI. Mari Elka Pangestu. ANTARA FOTO/Saptono/wpa/aww.


Reporter: Abdul Basith | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - BOGOR. Bank Dunia ingatkan pemerintah Indonesia harus segera alihkan pasar ekspor dari China. Diversifikasi tersebut mengingat saat ini tengah berkembangnya virus korona di China. Berkembangnya kondisi tersebut membuat ekonomi China diprediksi akan melambat.

"Bagaimana kita mendiversifikasi pasar kalau memang China mengalami penurunan pertumbuhan," ujar Managing Director Bank Dunia Mari Elka Pangestu usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Selasa (11/2).

Baca Juga: Ekspor batubara Harum Energy (HRUM) ke China belum terganggu wabah virus corona

Pertumbuhan ekonomi China memiliki pengaruh besar terhadap Indonesia. Mari Elka bilang ada perhitungan bahwa 1% penurunan di China berdampak pada 0,3% ekonomi Indonesia.

Sementara akibat virus korona diprediksi ekonomi China akan melambat. Perlambatan tersebut diprediksi sebesar 1% hingga 2% bahkan sebagian berpendapat dapat mencapai angka 3%.

Oleh karena itu Indonesia diharapkan dapat segera memindahkan ekspor yang sebelumnya ke China. Mantan Menteri Perdagangan era Susilo Bambang Yudhoyono itu mengungkapkan potensi pasar dalam negeri Indonesia,. "Untungnya kita punya pasar dalam negeri yang besar," terang Mari Elka.

Baca Juga: Respons Menkes terkait tudingan peneliti Harvard soal virus corona di Indonesia

Mari bilang harus segera mengamankan daya beli dalam negeri. Kebijakan tersebut harus didorong untuk menumbuhkan daya beli dan konsumsi dalam negeri meski dalam keadaan ekspor dan investasi melemah.

Selain itu substitusi impor juga perlu dilakukan segera oleh Indonesia. Hal itu untuk mengantisipasi terputusnya rantai pasok bagi industri Indonesia. "Kalau dari sisi impor mungkin terputusnya supply chain karena adanya corona virus ini berarti kita harus cari sumber lain," jelas Mari Elka.

Belajar dari virus SARS atau bencana tsunami di Jepang, hal itu membuat rantai pasok terganggu. Oleh karena itu Indonesia harus mengurangi ketergantungan impor untuk berbagai keperluan industri yang kebanyakan diimpor dari China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×