kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Dahlan: Saya "disekolahkan" sangat mahal oleh SBY


Selasa, 01 April 2014 / 06:39 WIB
Dahlan: Saya
ILUSTRASI. PTPP Optimis Pembangunan Tol Pandaan-Malang Akan Rampung Akhir Tahun.


Sumber: Kompas.com | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, Dahlan Iskan, mengaku telah "disekolahkan" oleh Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut dia, "sekolah" itu terkait energi.

"Orang boleh mencaci beliau, tapi saya punya pandangan berbeda soal beliau. Saya seperti 'disekolahkan' soal energi oleh beliau," ujar Dahlan dalam "ceramah kebangsaan" peluncuran buku The Next One Biografi Dahlan Iskan di Soehanna Hall, The Energy Building SCBD, Jakarta, Senin (31/3).

Menurut Dahlan, dia "sekolah" soal energi dari hulu ke hilir ketika ditunjuk Presiden SBY menjadi Direktur Utama PT PLN. Dalam kesempatan itu, Dahlan pun bertutur soal penilaiannya bahwa PLN sudah tak mampu mencukupi energi di dalam negeri.

Dahlan lalu bercerita soal kondisi PLN yang terlilit utang dan beragam persoalan. Dia berkeinginan ada PLN baru di Indonesia dengan biomassa sebagai basis sumber energinya. "Teknologinya ada. Bagaimana menjalankannya? Sudah ada roadmap-nya," kata dia.

Masyarakat menengah

Di tengah ceritanya soal energi dan didikan SBY, Dahlan pun berpendapat bahwa pemerintah tak seharusnya selalu mengikuti keinginan masyarakat ekonomi kelas menengah. Jika keinginan kelompok tersebut yang mayoritas ada di kota besar dan Ibu Kota terus diikuti, menurut dia, maka hal itu akan berbahaya bagi masyarakat miskin, terutama di daerah.

Kereta rel listrik menjadi contoh yang disebutkan Dahlan. Bila kebutuhan tersebut dituruti seketika dengan proyek senilai triliunan rupiah, maka anggaran akan terlalu tersedot ke sana. "Bila lupa (pembangunan) daerah-daerah miskin di Timur sana," ujar dia.

Buku biografi Dahlan Iskan ditulis Budi Rahman Hakim dan Deden Ridwan, setebal 747 halaman. Jejak hidup Dahlan dari masa kecil yang kekurangan hingga langkahnya maju dalam Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat untuk menuju "The Next One" menjadi alur cerita detail buku tersebut. (Fathur Rochman)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×