Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah virus corona sudah menjadi momok bagi dunia. Betapa tidak, di negeri asalnya China, wabah ini sudah menewaskan lebih dari 1.700 orang. Angka tepatnya adalah 1.775. Ini bukan angka yang sedikit. Sementara, jumlah total kasus yang terinfeksi di seluruh dunia mencapai 71.541 kasus dan jumlah pasien yang sembuh mencapai 10.651 kasus.
Hampir dua bulan wabah virus corona merebak di China dan dunia. Namun, Indonesia menjadi salah satu negara yang belum terpapar virus corona. Meski ada beberapa pasien yang diduga terpapar virus 2019-nCoV (novel coronavirus) tersebut, tetapi hasilnya selalu negatif.
Banyak pihak yang meragukan hal ini. Tidak mungkin wabah virus corona tidak ada di Indonesia. Mereka berpendapat, negatifnya hasil tes virus ini lantaran teknologi uji tes kesehatan di Indonesia masih minim.
Baca Juga: Ratusan warga Amerika diterbangkan pulang dari kapal pesiar, 14 positif virus corona
Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan juga sempat mengajukan pertanyaan yang sama kepada sepuluh orang yang berbeda di sejumlah negara. "Mengapa tidak ada virus corona di Indonesia? Percayakah Anda?" demikian pertanyaan yang dia ajukan.
Menurut Dahlan, tidak ada satu pun dari sepuluh orang tersebut yang percaya jika virus corona belum masuk ke Indonesia. "Tidak mungkin tidak ada di Indonesia. Virus ini sudah menyerang seluruh negara di Asia," jawab seorang teman di Singapura kepada Dahlan.
Baca Juga: Dahlan Iskan: Uang Asabri lebih mungkin bisa diselamatkan daripada Jiwasraya
Pendapat teman Dahlan itu sama dengan pendapat seorang ahli epidemiologi Marc Lipsitch dari Harvard TH Chan School of Public Health. Lipsitch menduga bahwa sebenarnya virus corona telah menyebar di Indonesia, tetapi tak terdeteksi. Hal tersebut akan menimbulkan potensi bagi virus tersebut membentuk epidemi yang jauh lebih besar.
Mendengar jawaban sang teman, Dahlan hanya bisa tertawa. "Apa boleh buat. Reputasi kita memang belum tinggi. Padahal dalam banyak hal kita bisa lebih baik," jawabnya.
Baca Juga: Dahlan Iskan: Jangan-jangan saya dulu juga tertipu oleh direksi Jiwasraya
Dia menyontohkan, dalam hal penyakit-penyakit tropik, pasti dokter Indonesia lebih ahli. Tapi ada saja orang kaya Indonesia yang tetap emosional dan mengagungkan dokter Singapura secara membabi buta. Padahal, dokter di Indonesia pasti lebih ahli dan berpengalaman menangani demam berdarah atau penyakit lain yang sebangsa itu.
Memang, lanjut Dahlan, banyak rumor yang tidak ilmiah ikut beredar. Misalnya soal suhu udara Indonesia yang panas. "Tapi suhu di Singapura kan juga tidak ada bedanya dengan di Indonesia. Bahkan Australia kini lagi musim panas -- toh terkena juga," jelasnya.