Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Idul Fitri tahun 2023 nampaknya akan lebih semarak dari tahun-tahun sebelumnya. Sejak tahun 2020, perayaan terkungkung oleh pandemi Covid-19 yang mendorong pembatasan aktivitas masyarakat. Kini saat pembatasan tersebut dihapus, maka aktivitas sudah mulai berjalan normal.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, semaraknya Idul Fitri tahun ini berpotensi mendorong jumlah uang beredar.
"Kami memperkirakan adanya kenaikan uang beredar sekitar 8% hingga 10% dibandingkan Idul Fitri tahun lalu," terang David kepada Kontan.co.id, Senin (17/4).
Baca Juga: Ratusan Triliun Rupiah Uang Tunai Beredar
Kenaikan uang beredar ini didorong oleh cuti bersama yang panjang, sehingga mendorong masyarakat untuk bepergian dan melakukan konsumsi.
Mudik juga pasti. Saat berjumpa handai taulan, masyarakat biasanya memberikan uang THR hari raya.
"Kalau di daerah, biasanya menggunakan uang tunai. Makanya, peredaran uang yang meningkat terutama di uang kartal," tambah David.
Efeknya tentu baik bagi pertumbuhan ekonomi, terutama di kuartal II-2023. David memperkirakan, pertumbuhan ekonomi periode tersebut akan sekitar 5%.
Meski masih di level 5%, tetapi nampaknya akan melambat dari capaian pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022 yang pada waktu itu mencapai 5,44%.
Baca Juga: BPS Ungkap Faktor Inflasi di Awal Ramadhan Rendah
David mengingatkan, ini bukan sesuatu yang patut diwaspadai. Perlambatan pertumbuhan tersebut bisa disebabkan oleh faktor basis tinggi (high base effect) di tahun sebelumnya.
"Intinya konsumsi rumah tangga di kuartal II-2023 terungkit momen Idul Fitri dan bagus untuk pertumbuhan ekonomi," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News