Reporter: Dimas Andi | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - PALEMBANG. Meski sudah mencapai 68,05%, proses pengerjaan proyek Light Rapid Transit (LRT) di Palembang, Sumatera Selatan, oleh PT Waskita Karya Tbk (WSKT) bukan tanpa masalah. Sejumlah kendala di lapangan membuat beberapa bagian sarana LRT Palembang terhambat pengerjaannya.
Mas'udi Jauhari, Kepala Utama Proyek LRT Palembang berpendapat, salah satu kendala utama yang dihadapi pihaknya yaitu adanya persinggungan antara beberapa sarana LRT Palembang dengan jalur khusus utilitas yang sulit dipindahkan.
"Ini yang membuat pembangunan Stasiun Telkom dan Polda paling lambat progress-nya," ujar Mas'udi ketika ditemui Kontan.co.id, Kamis (26/10).
Dalam presentasinya, Mas'udi menyampaikan bahwa pembangunan Stasiun Telkom yang berada di zona 2 per 21 Oktober 2017 baru mencapai 64%, sedangkan Stasiun Polda yang berada di zona 3 baru 64%.
Di samping itu, sempitnya lahan juga membuat pengerjaan di sebagian lintasan LRT Palembang terhambat.
"Karena harus berbagi tempat dengan jalan raya, kami terpaksa baru mulai kerja ketika jam sibuk usai," ungkap Mas'udi.
Waskita Karya juga berhadapan dengan kendala pembebasan lahan yang diperuntukan sebagai depo LRT Palembang. Proses penyerahan lahan untuk yang terletak setelah Stasiun Opi tersebut baru selesai pada Januari 2016 silam. Menurut Mas'udi, pembangunan depo baru akan dilaksanakan pada November nanti.
Proses pengerjaan proyek LRT Palembang sendiri direncanakan sudah mencapai 80,05% pada bulan Desember mendatang. Adapun pada bulan Juni 2018, proyek senilai Rp 10,9 triliun ini ditargetkan rampung 100%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News