kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   72.000   2,98%
  • USD/IDR 16.610   15,00   0,09%
  • IDX 8.238   149,11   1,84%
  • KOMPAS100 1.145   25,73   2,30%
  • LQ45 820   23,58   2,96%
  • ISSI 290   4,46   1,56%
  • IDX30 429   13,21   3,18%
  • IDXHIDIV20 487   16,89   3,59%
  • IDX80 127   2,85   2,30%
  • IDXV30 135   1,26   0,95%
  • IDXQ30 136   4,84   3,69%

Curhat ke pimpinan DPR, Rachmawati menangis


Selasa, 10 Januari 2017 / 17:04 WIB
Curhat ke pimpinan DPR, Rachmawati menangis


Sumber: Kompas.com | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Tersangka dugaan makar Rachmawati Soekarnoputri "curhat" kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terkait kasus yang menjerat dirinya. Selain Rachma, hadir pula Ahmad Dhani, Kivlan Zein, Ernalia Sri Bintang, Hatta Taliwang dan beberapa anggota Advokat Cinta Tanah Air (ACTA).

Pihak DPR yang menyambut audiensi adalah Wakil Ketua Fadli Zon serta anggota Komisi III Wenny Warouw dan Supratman Andi Agtas.

Rachma kembali menegaskan dirinya tidak terlibat dalam upaya makar seperti yang disangkakan polisi. Saat ditangkap oleh penyidik pada Jumat (2/12) pukul 05.00 WIB, Rachma sempat bertanya alasan penangkapan, namun tidak mendapat jawaban.

Ia merasa difitnah oleh Polri dengan tuduhan akan menunggangi aksi damai 2 Desember 2016. Padahal, kata dia, komunikasi dengan Ketua Umum FPI Rizieq Shihab telah dilakukan pada 30 November 2016.

"Kami sudah bertemu dengan Habib Rizieq tanggal 30 siang. Tidak ada pembicaraan untuk menunggangi aksi damai 2 Desember. Kami merasa difitnah dan pembunuhan karakter," kata Rachma di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (10/1).

Rachma memohon kepada Polri untuk segera meluruskan tuduhan tersebut. Ia menyebutkan, makar harus memiliki beberapa ciri, seperti penggunaan senjata dan pengepungan Istana. Rachma mengaku pernah mengalami hal serupa pada tahun 1965 saat menjaga Ayahnya, Soekarno.

"Tahun 1965 itu saya di Istana dan saya tahu makar. Ada pasukan bersenjata tidak dikenal mengepung Istana, menanyakan di mana presiden," ucap Rachma.

Saat menjelaskannya hal itu, nada suara Rachma terhenti. Ia sempat terlihat menghapus air matanya dengan tisu.

"Dan kami mau ke MPR menyerahkan petisi. Di mana persinggungannnya? Kalau makar kami akan kepung Istana, tapi kami ke sini, yang katanya rumah rakyat," ucap Rachma menahan tangis. (Lutfy Mairizal Putra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×