kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

CPB sesalkan bentrok antar petambak udang


Selasa, 12 Maret 2013 / 22:45 WIB
CPB sesalkan bentrok antar petambak udang
ILUSTRASI. Rasio kecukupan modal perbankan pada Agustus 2021 capai 24,38%


Sumber: KOMPAS.com | Editor: Amal Ihsan

BANDAR LAMPUNG. Manajemen PT Central Pertiwi Bahari menyesalkan terjadinya bentrok antar-kelompok petambak yang melukai 21 orang, Selasa (12/3/2013). Tarpin A Nasri, Kepala Komunikasi PT CPB, melalui siaran persnya, Selasa malam mengatakan, ke-21 orang yang terluka itu terdiri dari 19 karyawan, seorang petambak plasma, dan anaknya.

Ke-21 korban itu, ucapnya, telah mendapat perawatan intensif dari Tim Balai Pengobatan CPB, Kampung Bratasena Adiwarna, Kecamatan Dente-Teladas, yang dipimpin langsung Kelapa Balai Pengobatan CPB Didik Irianto. Pihak perusahaan, ungkapnya, akan menanggung sepenuhnya biaya perawatan para korban. Namun, pihaknya berharap kejadian bentrokan itu tidak akan terulang di kemudian hari.

Bentrok fisik antara kelompok Petambak Peduli Kemitraan (P2K) dan plasma Forsil (Forum Silaturahmi Petambak Bratasena) itu, ungkapnya, dipicu penolakan pemeriksaan Ketua Umum Forsil Cokro Edy Prayitno, pengurus serta anggota Forsil saat melintasi pos keamanan di tambak CPB di Pasiran.

"Karena Cokro Edy Prayitno dan kawan-kawan Forsil menolak diperiksa, maka sesuai prosedur tetap (protap) Bagian Security, Cokro Edy Prayitno tidak dibolehkan memasuki lokasi CPB. Dan, akhirnya, Cokro Edy Prayitno dan kawan-kawan menginap di rumah Mubayin," tuturnya.

Mendapati Ketua Umum Forsil Cokro Edy Prayitno dan kawan-kawannya tidak bisa masuk lokasi, ratusan pengurus dan anggota Forsil yang berada di Kampung Bratasena Adiwarna dan Kampung Bratasena Mandiri berkumpul untuk menjemput Cokro Edy Prayitno dan kawan-kawan. Lalu, ini mendapat penghadangan dari petambak plasma P2K dan karyawan yang sedang ronda.

Ketika plasma P2K dan plasma Forsil bertemu di Pos Ronda Plastic Lining Operation (PLO) dan Pos Ronda Foord Processing Division (FPD), jelasnya, bentrok fisik tidak bisa lagi dihindari dan jatuhlah 21 korban dengan berbagai luka ringan sampai luka berat.

"Yang terparah adalah luka robek dan fraktur (retak) pada daerah kepala atas, dan khusus yang luka parah ini kita rujuk ke rumah sakit terdekat," ujar Kepala Balai Pengobatan CPB Didik Irianto.

Kompas.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×