Sumber: covid19.go.id,Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Penambahan kasus positif Covid-19 akibat varian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia semakin banyak setiap hari pada Juni 2022. Apakah kasus Covid-19 akibat Omicron BA.4 dab BA.5 akan terus meningkat dan kembali mencapai puncak tertinggi di era pandemi?
Pada minggu ketiga Juni 2022 ini, kasus baru Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan yang tajam. Dimulai hari Senin 13 Juni 2022, penambahan kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 591 kasus baru.
Lalu pada Selasa 14 Juni 2022, ada tambahan 930 kasus baru positif Covid-19 di Indonesia. Kemudian pada Rabu (14/6) ada tambahan 1.242 kasus baru corona.
Dengan demikian, total menjadi 6.063.251 kasus positif Covid-19 sejak pandemi corona terjadi di Indonesia pada Maret 2022. Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus positif Covid-19 bertambah 525 orang sehingga menjadi sebanyak 5.900.574 orang.
Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat positif Covid-19 di Indonesia bertambah 8 orang menjadi sebanyak 156.670 orang. Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 6.007 kasus, bertambah 709 dari sehari sebelumnya.
Lonjakan kasus Covid-19 ini merupakan infeksi virus corona varian Omicron BA.4 dan BA.5. Diperkirakan, jumlah kasus Covid-19 akan terus bertambah pada periode mendatang.
Baca Juga: Awas Kasus Corona Naik Tinggi, Ini Cara Mencegah Omicron Menurut Satgas Covid-19
Mengutip Kompas.com, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, puncak kasus harian Covid-19 sebagai akibat penularan subvarian BA.4 dan BA.5 diperkirakan mencapai 20.000 per hari. Hal ini berdasarkan analisis perbandingan dengan puncak kasus harian akibat penularan varian Delta dan varian Omicron.
"Jadi kalau kita Delta dan omicron puncaknya di 60.000 kasus sehari, kira-kira nanti ya estimasi berdasarkan data di Afrika Selatan mungkin puncaknya kita di 20.000 per hari karena kita pernah sampai 60.000 per hari paling tinggi," ujar Budi di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (16/6/2022).
"Jadi kita amati di Afrika Selatan sebagai negara pertama yang BA.4 dan BA.5 masuk puncaknya itu sepertiga dari puncaknya Omicron atau Delta sebelumnya," kata dia.
Namun, Budi mengungkapkan, perlu dilihat fatality rate atau tingkat kematian akibat penularan dua subvarian baru ini. Menurut dia, fatality rate akibat BA.5 dan BA.4 jauh lebih rendah dibandingkan kematian akibat varian Delta dan varian Omicron. "Mungkin 1/12 atau 1/10 dari Delta dan Omicron, jadi kita percaya bahwa nanti akan ada kenaikan kira-kira maksimalnya mungkin 20.000 per hari gitu," ujar Budi.
"Yakni 1 bulan sesudah diidentifikasi jadi sekitar minggu ketiga, minggu ke-4 Juli dan kemudian nanti akan turun kembali," kata dia.
Gejala Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5
Kompas.com memberitakan, Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia dr Erlina Burhan, SpP(K) menyebutkan, tingkat keparahan gejala Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5 sama dengan subvarian Omicron sebelumnya. Seperti diketahui, gejala Omicron cenderung lebih ringan ketimbang infeksi virus corona SARS-CoV-2 Delta dan varian pendahulu Omicron lainnya.
Hal ini tak lepas dari vaksinasi Covid-19 dan infeksi alami. “Yang cukup menggembirakan, tapi saya kira jangan terlalu euforia juga, saat ini tidak ada indikasi perubahan tingkat keparahan BA.4 maupun BA.5," jelas Erlina dalam webinar, Minggu (12/6/2022) .
Menurut Erlina, dari laporan sementara, penderita Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5 sebagian besar tidak bergejala dan merasakan gejala ringan. Hanya satu penderita Covid-19 Omicron BA.5 yang merasakan gejala sedang.
Berikut beberapa gejala Omicron BA.4 dan BA.5 yang dirasakan penderita Covid-19 di Bali dan Jakarta:
- Tidak bergejala
- Sakit tenggorokan
- Badan pegal
- Demam
- Batuk
- Sakit kepala
- Badan lemas
- Mual atau muntah
- Sakit perut
- Sesak napas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News