kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

CORE imbau percepatan penyaluran bansos untuk batasi dampak virus corona


Minggu, 23 Februari 2020 / 19:53 WIB
CORE imbau percepatan penyaluran bansos untuk batasi dampak virus corona
ILUSTRASI. Pekerja menunjuka Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) di Kantor Percetakan Negara, Jakarta Pusat, Jumat (15/12/2017). Pemerintah menargetkan penyaluran bantuan sosial non tunai dengan 10 juta kartu penerima manfaat (KPM) bagi masyarakat kurang mampu dalam bent


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Center of Reform on Economics (CORE) mengimbau agar pemerintah segera mempercepat penyaluran bantuan sosial (bansos). Ini dinilai menjadi cara jitu menapik dampak virus corona terhadap pertumbuhan ekonomi.

Kepala Ekonom CORE Piter Abdullah memprediksi akibat virus corona pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2020 berada di kisaran 4,8%-4,9%.

Agar tidak anjlok di bawah 5%, Piter menilai konsumsi masyarakat perlu diberi stimulus. Di sisi lain, sebagian masyarakat Indonesia memang mengalami penurunan daya beli.

“Maka untuk mendorong konsumsi diperlukan insentif fiskal baik berupa potongan pajak maupun dalam bentuk bantuan sosial,” kata Piter kepada Kontan.co.id, Minggu (23/2).

Piter tidak memungkiri memang virus corona berdampak terhadap penurunan ekspor, itu tidak bisa dielakkan. Tidak juga bisa dengan mudah mengalihkan pangsa ekspor barang Indonesia dari China ke negara lain.

Baca Juga: Makin gawat, Korea Selatan naikkan status wabah corona ke level merah

Sehingga, Piter menilai cara yang paling pas sebagai jalan keluarnya adalah memacu pertumbuhan ekonomi di tengah penurunan ekspor dengan mendorong demand domestik, termasuk mendorong konsumsi domestik.

“Kita tidak bisa mengubah pasar atau memanfaatkan peluang pasar misalnya mengisi ceruk pasar yang ditinggalkan China dalam waktu singkat. Karena produk ekspor Indonesia bukan produk yang bisa bersaing dengan produk China. Produk ekspor utama kita adalah produk komoditi barang mentah,” ujar Piter.

Di sisi lain, Piter menambahkan dampak virus corona ini hendaknya jadi momentum untuk membangun kembali industri manufaktur. Sebab, Indonesia tidak mungkin terus-menerus mengandalkan produk komoditas sebagai produk ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×