kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.428.000   -57.000   -2,29%
  • USD/IDR 16.602   11,00   0,07%
  • IDX 7.916   -209,10   -2,57%
  • KOMPAS100 1.090   -29,49   -2,63%
  • LQ45 772   -7,67   -0,98%
  • ISSI 281   -10,34   -3,54%
  • IDX30 401   -4,69   -1,16%
  • IDXHIDIV20 453   -1,70   -0,37%
  • IDX80 121   -1,88   -1,53%
  • IDXV30 129   -2,46   -1,87%
  • IDXQ30 127   -0,85   -0,66%

COP 29 Hasilkan Pendanaan Iklim untuk Negara Berkembang Sebesar US$ 300 Miliar


Selasa, 10 Desember 2024 / 15:30 WIB
COP 29 Hasilkan Pendanaan Iklim untuk Negara Berkembang Sebesar US$ 300 Miliar
ILUSTRASI. Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Conference of the Parties ke-29 (COP29) yang berlangsung di Baku, Azerbaijan menghasilkan US$ 300 miliar per tahun pembiayaan bagi negara berkembang hingga 2035.


Reporter: Whiwid Anjani | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Conference of the Parties ke-29 (COP29) yang berlangsung di Baku, Azerbaijan menghasilkan US$ 300 miliar per tahun pembiayaan bagi negara berkembang hingga 2035.

Staf Ahli Menteri Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Hendra Yusran Siry mengatakan COP29 berfokus pada pendanaan iklim.

“COP29 mencapai kesepakatan tujuan keuangan baru untuk membantu negara-negara melindungi masyarakat dan ekonomi mereka dari bencana iklim,” ujarnya dalam Rapat Koordinasi Perkembangan Isu Ocean-Climate Pasca UNFCCC 2024, Selasa (10/12).

Baca Juga: COP29 Mengincar Pendanaan US$ 1 Triliun Untuk Negara Berkembang

Hendra menyampaikan hasil komitmen pendanaan perubahan iklim baru yang disepakati berbagai negara atau yang dikenal sebagai New Collective Quantified Goal on Climate Finance (NCQG).

Pertama, peningkatan pembiayaan tiga kali lipat bagi negara berkembang, dari target sebelumnya sebesar US$ 100 miliar per tahun, menjadi US$ 300 miliar pertahun hingga 2035

Kedua, target pembiayaan bagi negara berkembang, baik sumber publik dan swasta, hingga sebesar US$ 1.3 triliun per tahun hingga tahun 2035.

Lebih lanjut, Hendra mengungkapkan Indonesia sebagai negara kepulauaan terbesar di dunia memiliki tanggungjawab besar sekaligus peluang strategis untuk menjadi pemimpin global dalam aksi iklim berbasis laut.

“Kontribusi kita, melalui penguatan ekosistem karbon biru seperti mangrove dan padang lamun,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×