kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Chatib Basri: Pemulihan ekonomi Indonesia bisa U shape, ini sebab lengkapnya


Senin, 31 Agustus 2020 / 14:26 WIB
Chatib Basri: Pemulihan ekonomi Indonesia bisa U shape, ini sebab lengkapnya
ILUSTRASI. Menteri Keuangan M Chatib Basri memberikan keterangan mengenai evaluasi perkembangan perekonomian global dan domestik 2013, serta kinerja realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2013 di Jakarta, Senin (6/1). Kompas/Priyombodo (PRI) 06-0


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Ekonomi Indonesia masih akan lesu di kuartal III dan IV sekaligus. Dengan mesin ekonomi yang bekerja hanya 50%, pemulihan ekonomi Indonesia diprediksi akan membentuk U shape, alih-alih membentuk pola V shape.

Proyeksi ini dilontarkan Menteri Keuangan 2013-2014 Chatib Basri di Twitter resminya @ChatibBasri.

Jika mesin ekonomi hanya bekerja 50%, kata Chatib dikutip darti Twitter resminya Senin (31/9),  perusahaan-perusahaan di Indonesia bisa menjadi zombie companies atau mayat hidup.

Perusahaan dapat bertahan hidup selama mampu membayar biaya, seperti gaji, namun tidak dapat mengantongi keuntungan. "Tidak ada insentif untuk ekspansi dan meningkatkan investasi. Ekonomi akan stuck (macet) atau pemulihan lambat," tulisnya dalam akun Twitter @ChatibBasri, dikutip Senin (31/8).

Ada empat faktor penyebab. Pertama, daya beli masyarakat lemah. Kedua, perilaku kelas menengah atas yang berhati-hati karena alasan kesehatan. Ketiga, perubahan perilaku, seperti belanja online, dan keempat, protokol kesehatan membuat ekonomi tidak bisa beroperasi 100 persen.

Dampaknya, skala ekonomis tidak tercapai. "Jika ekonomi hanya beroperasi 50 persen, maka banyak sektor tidak mencapai break efek poin (kondisi dimana pendapatan sama dengan modal yang dikeluarkan atau titik impas," tegas Chatib.

Kekhawatiran Chatib tersebut berdasarkan data Google dan Humdata.org yang dipelajari sekaligus diolahnya. Data Google Mobility menunjukkan setelah pembukaan aktivitas, mobilitas masyarakat naik tajam. Namun, berangsur datar dan kemudian kembali melambat.

Data ini memaparkan sejumlah aktivitas masyarakat sempat tumbuh tinggi pada bulan Juni bertepatan dengan pembukaan ekonomi secara bertahap dan pelonggaran pembatasan sosial. Lalu, mulai kembali menurun pada bulan Juli dan Agustus.

Pergerakan masyarakat ke kantor semisal. Awalnya tumbuh 13% pada bulan Juni. Kemudian, turun menjadi 1,4% pada Juli, bahkan minus 0,2% pada Agustus.

Pun dengan aktivitas ritel sempat tumbuh dua digit 13,1%  pada Juni. Lalu, melambat menjadi 7% pada Juli dan hanya 3,1% pada Agustus.

Aktivitas groseri dan farmasi awalnya tumbuh 5,9%pada Juni. Lalu, turun menjadi 4 persen pada Juli dan 2,8 persen pada Agustus.

Begitu pula aktivitas masyarakat di stasiun transit. Juni tumbuh 12,5% turun menjadi 7,9%pada Juli dan hanya 3,7%pada Agustus.

Chatib juga membuat perhitungan sederhana terkait distribusi vaksin kepada masyarakat. Berdasarkan perhitungannya, upaya ini membutuhkan waktu sekitar satu tahun untuk memberikan vaksin kepada 25 juta golongan masyarakat usia tua atau komorbid.

 Dengan asumsi itu, pemerintah mampu menyediakan 68 ribu vaksin setiap hari dalam satu tahun. Makanya, ia menyarankan sebelum vaksin selesai, protokol kesehatan harus tetap dijalankan.

Efeknya, ekonomi tetapi beroperasi di bawah 100 persen. "Dengan kondisi ini, maka pemulihan akan berbentuk U, bukan V.  Untuk kuartal III tahun ini mungkin masih terjadi perlambatan," ujarnya memprediksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×