Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Alih-alih menimbulkan risiko, tahun politik dianggap sebagai salah satu potensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi domestik. Tahun depan menjadi tahun politik seiring digelar pilkada serentak 2018 dan persiapan pemilu presiden 2019.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, kehadiran tahun politik ikut mendongkrak ekonomi hingga 0,3% sehingga tidak perlu dianggap sebagai momok yang menakutkan
"Ada variabel yang berdiri sendiri, politik dianggap sebagai tontonan tersendiri, ekonomi memiliki logika tersendiri. Jadi mereka (pelaku bisnis) tidak perlu ada ketakutan berlebih," ujar Yunarto di Gedung Bappenas, Senin (18/12).
Menurut dia, memang ada sejarahnya di Indonesia bahwa perkara politik bisa membuat suatu pukulan terhadap ekonomi, yakni pada 1998. Namun demikian, kemungkinan hal ini terjadi pada tahun depan kecil.
"Saya pikir Indonesia belum sampai kepada wilayah itu," katanya.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Gajah Mada Tony Prasetiantono mengatakan, yang terjadi di 1998 tidak boleh terulang lagi. Sebab, asalkan politik tidak rusuh, walaupun sedang tahun politik, pemerintah tetap bisa mengejar lompatan pertumbuhan ekonomi karena fundamental ekonomi Indonesia sendiri sudah baik sekarang.
“Saya rasanya pilkada 2018 dan pemilu 2019 masih netral. Tidak usah membesar-besarkan,” katanya.
Fundamental yang baik itu ditunjukkan dengan investasi yang naik, serta ekspor dan impor yang juga naik. Dampaknya pun akan terasa ke depannya lantaran investasi ini akan menyerap tenaga kerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News