kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Cerita dari ruang makan Komisi III


Jumat, 21 September 2012 / 13:35 WIB
Cerita dari ruang makan Komisi III
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.


Reporter: Dyah Megasari |

Selasa (18/9) sekitar pukul 13.00, Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat baru saja melakukan rapat internal untuk membahas pemilihan komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 2012-2017. Sebagian dari anggota komisi itu lalu makan siang bersama. Lahap pastinya.

”Ini makan memakai uang negara,” kata Trimedya Panjaitan, anggota Komisi III dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Menu makan siang yang ada di hadapannya antara lain nasi, sup, daging, dan kerupuk. Ada dawet (cendol) sebagai minuman serta sejumlah buah segar.

Saat itu, Trimedya duduk satu meja, antara lain, dengan Taslim dari Fraksi Partai Amanat Nasional.

Di meja lain ada Wakil Ketua Komisi III DPR Nasir Djamil (Partai Keadilan Sejahtera). Bambang Soesatyo (Golkar) satu meja dengan Ruhut Sitompul (Partai Demokrat). Bachrudin Nasori (Partai Kebangkitan Bangsa) juga ada di ruang itu. Sementara Ketua Komisi III Gede Pasek Suardika (Demokrat), Aboe Bakar (PKS), dan Khatibul Umum Wiranu (Demokrat) muncul belakangan.

Berbagai tema pembicaraan muncul saat makan siang itu. Mulai cerita tentang sejumlah sosok yang diduga muncul dalam Pemilihan Umum Presiden 2014, rencana di Pemilu 2014, hingga kasus hukum yang menimpa sejumlah rekan mereka sesama politisi di DPR.

Relasi Komisi Pemberantasan Korupsi dan Polri yang tidak hangat, terutama terkait penyidikan kasus dugaan korupsi di Korps Lalu Lintas Polri yang disusul langkah Polri untuk menarik 20 penyidiknya di KPK, juga dibicarakan.

Apalagi, Senin, sehari sebelumnya, Komisi III menggelar rapat dengan Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, Jaksa Agung Basrief Arief, dan pimpinan KPK untuk membahas kasus itu. Rapat itu berakhir tanggung karena ditutup ketika pembahasan belum selesai.

Dari lima pimpinan KPK, hanya Busyro Muqoddas dan Zulkarnain yang hadir. Tiga pimpinan KPK lainnya, Abraham Samad, Bambang Widjojanto, dan Adnan Pandu Praja, tidak dapat hadir dengan sejumlah alasan. Setelah makan siang, Busyro juga pamit karena ada kegiatan di Aceh yang harus dihadirinya.

Dalam makan siang itu, sempat ada celetukan. Tidak lengkapnya pimpinan KPK hadir dalam rapat di Komisi III mirip dengan tingkah sebagian tersangka korupsi ketika akan diperiksa KPK. ”Orang yang tampak gagah dan berkuasa saat diperiksa KPK biasanya lalu punya banyak alasan untuk tidak hadir, seperti sakit atau punya acara lain,” celetuk seorang anggota Komisi III.

Sejumlah anggota Komisi III lalu mengenang pengalaman mereka ketika memilih pimpinan KPK tahun 2011. Namun, Bachrudin Ansori yang sebelumnya banyak diam tiba-tiba mengingatkan, ”Hati-hati disadap, lho.”

”Kita semua masuk radar KPK. Terutama anggota Badan Anggaran. Hanya sinyalnya saja, siapa yang kuat,” ujar Bambang Soesatyo. ”Kita” yang dimaksud Bambang menunjuk pada dirinya dan Bachrudin yang ada di ruang itu.

”Kita yang di sini tidak ada yang suci. Dalam hidup kita, juga mungkin mereka yang ada KPK, pasti pernah menyuap. Setidaknya ketika mengurus kartu tanda penduduk atau surat izin mengemudi,” ujar Bambang.

Ruhut Sitompul lalu menuturkan, KPK dan Polri sebenarnya bisa menyelesaikan masalah mereka secara dewasa. ”Ketemu saja, lalu selesaikan dengan baik-baik,” katanya.

Namun, saat sedang membahas hal serius soal KPK dan Polri, Ruhut tiba-tiba pamit. Dirinya sudah ditunggu awak sebuah televisi. ”Maaf teman-teman, ini mau mengisi acara dahulu. Lucu-lucu sedikit. Hitung-hitung, tabungan untuk 2014,” katanya dengan gaya khas sambil beranjak pergi.

Berbagai cerita di ruang makan siang itu mengungkap praktik politik Indonesia yang sering kali tidak kalah lucu dibandingkan dengan acara televisi yang kerap dihadiri Ruhut untuk tabungannya pada 2014. (M Hernowo/Kompas Cetak/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×