Reporter: Leni Wandira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Center of Economic and Law Studies (Celios) memproyeksikan, investasi pada sektor ekonomi hijau akan digandrungi.
"Indonesia menjadi negara tujuan investasi karena memiliki satu keunggulan, yaitu sumber daya alam yang sangat besar potensinya," kata pakar sekaligus Direktur ekonomi digital Celios Nailul Huda, Jumat (22/12).
"Makanya investasi diarahkan ke hilirisasi produk-produk sumber daya alam (SDA) termasuk produk nikel yang digunakan untuk produksi baterai kendaraan listrik," ujar dia.
Baca Juga: Bappenas Targetkan Indeks Ekonomi Hijau RI Mencapai 90,65% Pada 2045
Kata dia, saat ini ada sejumlah pemain motor listrik di bursa. Di antaranya PT Ilectra Motor Group (IMG), joint venture antara emiten energi PT Indika Energy Tbk (INDY), Alpha JWC Ventures, dan Horizons Ventures. IMG memproduksi motor listrik dengan brand Alva.
"Tapi saya rasa cuman hanya sebagai produk baterai doang karena sumber daya manusia kita masih kurang untuk bisa menciptakan produk mobil listrik sendiri," ujar dia.
Jika pun ada investasi masuk, menurutnya perakitannya di Indonesia, barang seperti mesin dan sebagainya dari luar.
"Yang disupply dari dalam negeri paling mentok di baterai kendaraan listrik. Karena dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan teknologi tinggi untuk menciptakan kendaraan listrik sendiri," tambahnya.
Baca Juga: Ekspor Listrik Hijau dan Hidrogen Bisa Jadi Penghasil Devisa di Masa Depan
Untuk itu, investor di tahun politik akan cenderung wait and see agar kepentingan investasi selaras dengan kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah.
Jika tidak selaras maka akan menimbulkan biaya investasi yang sia-sia dan mahal.
"Contohnya investasi soal ekonomi hijau akan sia-sia ketika yang terpilih adalah Pemimpin yang tidak aware terhadap isu lingkungan," ungkapnya.
Selain itu, investor bisa melihat sektor yang mendapatkan insentif. Sehingga bisa melakukan penyesuaian strategi.
"Inti-nya investor akan melihat apakah strategi investasinya selaras dengan kebijakan pemerintah terpilih atau tidak. Ini terkait dengan investasi langsung," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News