kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   15.000   0,79%
  • USD/IDR 16.800   4,00   0,02%
  • IDX 6.262   8,20   0,13%
  • KOMPAS100 896   3,65   0,41%
  • LQ45 707   -0,42   -0,06%
  • ISSI 194   0,88   0,46%
  • IDX30 372   -0,72   -0,19%
  • IDXHIDIV20 450   -1,01   -0,22%
  • IDX80 102   0,35   0,35%
  • IDXV30 106   0,47   0,45%
  • IDXQ30 122   -0,87   -0,70%

Cegah varian Mu, Lambda, dan C.1.2 tak masuk Indonesia, apa yang harus dilakukan?


Jumat, 17 September 2021 / 09:53 WIB
Cegah varian Mu, Lambda, dan C.1.2 tak masuk Indonesia, apa yang harus dilakukan?
ILUSTRASI. Indonesia harus waspada. Saat ini, muncul beragam varian atau mutasi dari Covid-19.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia harus waspada. Saat ini, muncul beragam varian atau mutasi dari Covid-19. Sebut saja Alpha, Beta, Gamma serta yang terbaru Delta yang sempat menjadi faktor lonjakan kasus di Indonesia pada Juli lalu. 
Memang, virus corona penyebab Covid-19 tergolong mudah bermutasi sejak pertama kali diketahui muncul di Wuhan, China pada Desember 2019. 

Selain sejumlah varian tersebut, pemerintah Indonesia juga menaruh perhatian pada tiga varian baru yang belakangan muncul, yaitu Lambda, Mu, dan C.1.2. Pemerintah perlu melakukan upaya agar ketiga varian tersebut tidak masuk dan menyebar di Indonesia. 

Lantas, upaya apa saja yang harus dilakukan? 

Penjelasan epidemiolog Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan, keberadaan ataupun masuknya varian baru corona di Indonesia hanyalah perkara waktu. 

Namun dengan catatan, situasi pandemi belum terkendali, kapasitas testing, tracing, dan treatment (3T) belum adekuat atau memadai. Padahal, Dicky mengungkapkan, hingga saat ini situasi tersebut masih terjadi di Indonesia. 

Baca Juga: Transisi pandemi ke endemik tidak banyak perubahan, tetap jaga prokes

"Ini semua masih terjadi, walaupun saat ini sudah terjadi perbaikan secara umum, namun berbicara Indonesia itu sangat kompleks," ujar Dicky kepada Kompas.com, Kamis (16/9/2021). 

"Karena kita memiliki banyak pulau terluar, banyak daerah terpencil, dan variasi kualitas intervensi dari setiap kabupaten/kota dalam melakukan 3T, 5M, dan vaksinasi," tambahnya.

Baca Juga: Pandemi akan menjadi endemik, ini saran Epidemiolog



TERBARU

[X]
×