Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) merilis posisi cadangan devisa (cadev) per Februari meningkat menjadi US$ 123,3 miliar dari Januari 2019 yang tercatat US$ 120,1 miliar.
Peningkatan cadangan devisa pada Februari 2019 terutama dipengaruhi oleh penerbitan sukuk global pemerintah, penerimaan devisa migas, dan penerimaan valas lainnya.
Kendati meningkat, ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) Winang Budoyo menjelaskan apabila pasokan valas dalam negeri lebih sehat apabila berasal dari penerimaan ekspor.
"Jadi ke depan Indonesia harus bisa mendorong ekspor," jelas Winang Budoyo saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (8/3).
Asal tahu saja, neraca perdagangan sepanjang 2018 mencatat pertumbuhan ekspor yang timpang dengan impor. Ekspor hanya tumbuh 6,65% sedangkan impor meningkat 20,15% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Sedangkan penerimaan valas dari bonds/sukuk sejatinya hanya menjadi tambahan saja. Di sisi lain, ekonomi Amerika Serikat (AS) menunjukkan perlambatan pertumbuhan sehingga dana asing akan kembali ke Indonesia.
"Kalau skenarionya seperti ini saya rasa penerbitan bonds hanya sebagai tambahan saja," jelas dia.
Cadev kembali menunjukkan peningkatan. Tren peningkatan ini terjadi sejak kuartal IV-2018.
Cadev sejak September 2018 hingga Desember 2018 secara berturut-turut US$ 114,8 miliar, US$ 115,2 miliar, US$ 117,2 miliar, dan US$ 120,7 miliar. Ini berbanding terbalik dengan tren penurunan yang dialami Indonesia sejak kuartal I-2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News