Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa (Cadev) pada awal tahun ini sebesar US$ 131,7 miliar atau meningkat dari bulan Desember 2019 yang sebesar US$ 129,2 miliar.
Menurut Ekonom Bank Permata Josua Pardede, cadev berpotensi akan kembali meningkat hingga akhir tahun. Bahkan, ia memprediksi posisi cadev di akhir tahun ini bisa berada di kisaran US$ 136 miliar - US$ 140 miliar.
Baca Juga: Cadangan devisa meningkat di awal 2020, ini kata para ekonom
"Mempertimbangkan potensi surplus neraca pembayaran Indonesia di tahun ini yang disebabkan oleh surplus neraca transaksi modal dan finansial," jelas Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (7/2).
Surplus pada neraca transaksi modal dan finansial ini menurutnya disebabkan oleh investasi portofolio yang berpotensi terus meningkat, khususnya di pasar obligasi. Ini juga seiring dengan meningkatnya peringkat utang (rating) yang diberikan oleh lembaga pemeringkat, seperti Japan Credit Rating (JCR) Agency.
Selain itu, aliran modal yang masuk dipengaruhi oleh faktor resiko global seperti perang dagang, keluarganya Inggris dari Uni Eropa (UE) atau Brexit, dan ketegangan geopolitik yang cenderung mereda.
Baca Juga: Cadangan devisa akhir Januari 2020 naik menjadi US$ 131,7 miliar
"Ada juga kekhawatiran akibat penyebarluasan virus Korona di China. Tetapi dampaknya temporer, dan kabarnya penelitian telah menemukan dua jenis obat dalam membatasi virus Korona tersebut," kata Josua.
Selain investasi portofolio, Josua juga melihat bahwa investasi langsung juga berpotensi akan meningkat seiring dengan adanya reformasi struktural pada sektor riil yang didorong oleh Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law.
Dengan adanya RUU sapu jagat ini, Josua melihat akan meningkatnya minat investasi melalui Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News