kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Cadangan devisa meningkat di awal 2020, ini kata para ekonom


Jumat, 07 Februari 2020 / 18:26 WIB
Cadangan devisa meningkat di awal 2020, ini kata para ekonom
ILUSTRASI. Cadangan Devisa ?- Aktivitas bongkar muat petikemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/1). Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2018 terus meningkat menjadi USD120,7 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan USD117,2 miliar pada


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa (cadev) pada Januari 2020 meningkat dan mencapai US$ 131,7 miliar. Menurut Bank Indonesia (BI), peningkatan ini didorong oleh penerbitan global bond pemerintah, penerimaan devisa migas, dan penerimaan valuta asing (valas) lainnya.

Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro memandang bahwa peningkatan cadev pada awal tahun ini, menjadi salah satu pengantar posisi cadev untuk bisa mencapai US$ 140 miliar di akhir tahun.

"Kami memandang bahwa ini sejalan dengan rupiah yang menguat dan arus modal asing yang akan tetap kuat ke depannya, terutama di pasar obligasi," jelas Satria kepada Kontan.co.id, Jumat (7/2).

Baca Juga: Cadangan devisa akhir Januari 2020 naik menjadi US$ 131,7 miliar

Satria melihat nilai tukar rupiah saat ini masih stabil meski di tengah ketidakpastian global. Ia pun membandingkan dengan kondisi mata uang negara lain seperti dollar Singapura, bath Thailand, ringgit Malaysia, dan rupee India yang masih melemah.

Sementara di pasar obligasi, Satria melihat bahwa Indonesia masih menawarkan yield yang menarik. Bahkan, Satria memprediksi yield obligasi tenor 10 tahun bisa mencapai 6,2% di tahun ini.

Sementara itu, Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto juga memperkirakan bahwa posisi cadev akan terus meningkat. Hal ini disebabkan oleh prospek guncangan pasar akibat virus Korona yang akan mereda, serta investor yang masih tertarik dengan Indonesia.

Selain optimistis masih akan ada capital inflow, Ryan juga melihat bahwa peningkatan cadev untuk ke depannya disebabkan oleh adanya penarikan utang luar negeri yang sudah terjadwalkan.

Baca Juga: Rupiah melemah dalam sepekan, begini kata analis

Lebih lanjut, peneliti ekonomi senior Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi memprediksi cadev bisa mencapai US$ 136 miliar di akhir tahun 2020. Bahkan, ia melihat bahwa ada kemungkinan cadev bisa melampaui US$ 136 miliar.

"Dengan catatan tidak ada tekanan yang signifikan terhadap rupiah yang menyebabkan BI harus menggunakan cadev dalam jumlah besar," katanya.

Eric pun memandang bahwa peningkatan cadev di Janusri 2020 ini terutama didorong oleh penerbitan global bonds senilai US$ 3 miliar dan penerimaan migas dan non-migas serta penarikan utang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×