CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.884   -24,00   -0,15%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

Cadev akhir Mei kemungkinan turun tipis


Kamis, 07 Juni 2018 / 16:02 WIB
Cadev akhir Mei kemungkinan turun tipis
ILUSTRASI. Uang rupiah dan dollar AS


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia akhir Mei 2018 kemungkinan mengalami penurunan. Namun, penurunannya tak sebesar penurunan bulan-bulan sebelumnya.

David bilang, di awal hingga pertengahan bulan lalu, dana asing masih tercatat keluar dari pasar keuangan dalam negeri. Hal itu membuat nilai tukar rupiah melemah, bahkan menyentuh level Rp 14.000 per dollar AS.

Pelemahan itu tentu akan mempengaruhi posisi cadev. Namun mendekati akhir Mei, dana asing kembali masuk sehingga membuat rupiah menguat dan cenderung stabil sampai saat ini.

Selain itu, penerimaan valas juga kemungkinan berkurang. Sebab, di April saja neraca perdagangan Indonesia mencatat defisit yang cukup besar, mencapai US$ 1,63 miliar.

Namun di sisi lain, pemerintah di bulan Mei juga menerbitkan samurai bond senilai 100 miliar yen yang menjadi salah satu sumber cadev.

"Makanya cadev masih bisa turun, tapi sedikit, di bawah US$ 500 juta," kata David kepada KONTAN, Kamis (7/6). Bahkan David memperkirakan posisi cadev juga bisa naik, meski tipis, di bawah US$ 500 juta.

Meski begitu, ada satu faktor lagi yang mempengaruhi posisi cadev akhir Mei, yaitu pembayaran utang jatuh tempo pemerintah.

David bilang, jika pembayaran utang membengkak di bulan ini, maka penurunan cadev bisa lebih besar lagi.

Yang jelas, David melihat cadev Indonesia ke depan cenderung datar, tak naik tinggi setiap bulannya sebagaimana yang terjadi pada tahun 2017 lalu.

David juga menilai, kurs rupiah masih bisa menguat, apalagi jika BI konsisten menjalankan kebijakannya moneternya yang preemptive, front loading, dan ahead the curve.

Sebab, "Saya hitung fundamental rupiah saat ini ada di kisaran Rp 13.700-Rp 13.800 per dollar AS," tambah dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×