kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cadangan devisa hingga akhir Mei diperkirakan masih akan tergerus


Selasa, 05 Juni 2018 / 11:28 WIB
Cadangan devisa hingga akhir Mei diperkirakan masih akan tergerus
ILUSTRASI. Uang rupiah dan dollar AS


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) masih terjadi hingga bulan Mei lalu. Pada saat itu pula, Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih melakukan intervensi terhadap kurs rupiah yang berdampak pada tergerusnya cadangan devisa (cadev).

Ekonom Maybank Indonesia Juniman mengatakan, kurs rupiah terus melemah, tepatnya hingga sebelum Bank Indonesia (BI) memberikan sinyal kenaikan bunga acuan pada akhir Mei dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan tambahan pada akhir Mei lalu. Makanya, selama pelemahan itu BI masih melakukan intervensi rupiah.

Depresiasi nilai tukar rupiah bulan lalu bahkan lebih dalam dibanding bulan sebelumnya. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), depresiasi terdalam sepanjang Mei 2018 menyentuh level Rp 14.205 per dollar Amerika Serikat (AS), yaitu pada 25 Mei 2018.

Dengan masih dilakukannnya intervensi itu, "Kami perkirakan ada penurunan cadev sekitar US$ 1,5 miliar-US$ 2 miliar," kata Juniman kepada Kontan.co.id, Selasa (5/6). 

Dengan demikian, posisi cadev akhir Mei diperkirakan mencapai US$ 123,4 miliar-US$ 122,9 miliar.

Beberapa hari sebelum BI menaikan bunga acuan kedua dalam RDG tambahan, rupiah mulai menguat hingga Senin (4/6) kemarin, ke level Rp 13.872 per dollar AS. Juniman bilang, setelah kenaikan bunga acuan kedua itu, dana asing kembali masuk ke pasar saham maupun pasar obligasi.

Juniman menambahkan, tergerusnya cadev sepanjang Mei cukup banyak sejalan dengan pelemahan rupiah yang signifikan. Bahkan, penerbitan samurai bond sebesar ¥ 100 miliar pada 24 Mei lalu tak cukup banyak membantu cadev.

Meski begitu, Juniman bilang rupiah relatif stabil dan akan bergerak di kisaran sempit Rp 13.800-Rp 13.900 per dollar AS. Sebab, pelaku pasar sudah memperhitungkan kenaikan bunga acuan Federal Reserve (The Fed) pertengahan bulan ini dan BI telah mengantisipasi melalui dua kali kenaikan bunga acuan di Mei.

"Hanya saja yang menjadi permasalahan, market masih menunggu statement The Fed di Juni," tambah Juniman. 

Jika The Fed mempertahankan proyeksi kenaikan bunga acuan sebanyak tiga kali di sepanjang tahun ini maka ada ruang rupiah menguat kembali.

Namun, jika The Fed menyatakan bahwa kenaikan bunga acuan hingga empat kali hingga akhir tahun dan membuat rupiah bergerak liar bahkan terdepresiasi lebih dalam, BI bisa membuka kembali ruang kenaikan bunga acuannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×