kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Cadangan devisa tergerus lagi jadi US$ 125,97 M


Jumat, 08 Desember 2017 / 17:36 WIB
Cadangan devisa tergerus lagi jadi US$ 125,97 M


Reporter: Siti Rohmatulloh | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa (cadev) Indonesia kembali menyusut. Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadev Indonesia akhir November 2017 tercatat US$ 125,97 miliar, lebih rendah dibandingkan posisi akhir Oktober 2017 sebesar US$ 126,55 miliar.

Dalam rilisnya, Jumat (8/12), BI menyebut posisi cadev pada akhir November 2017 tersebut cukup untuk membiayai 8,4 bulan impor atau 8,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

BI menilai cadev tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

Penurunan cadev pada November 2017 terutama dipengaruhi oleh penggunaan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya.

Selain itu, penurunan cadev juga dipengaruhi menurunnya penempatan valas perbankan di Bank Indonesia sejalan dengan kebutuhan pembayaran kewajiban valas penduduk. Bank Indonesia akan terus menjaga kecukupan cadangan devisa guna mendukung terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Hal tersebut didukung oleh kondisi perekonomian domestik yang tetap positif, kinerja ekspor yang membaik, dan perkembangan pasar keuangan global yang kondusif.

Sekadar informasi, pada Oktober lalu, posisi cadev US$ 126,5 miliar, setelah melandai US$ 2,9 miliar dari bulan sebelumnya.

Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistyaningsih memperkirakan, cadangan devisa November kemungkinan turun karena pemerintah tidak menerbitkan obligasi sehingga tidak ada dana yang masuk.

Sementara itu, dollar menguat dan rupiah tertekan di kisaran Rp 13.500 akibat rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve. The Fed diperkirakan mengumumkan rencana kenaikan bunganya pada pertemuan pekan depan.

Pelemahan rupiah tersebut mendorong potensi Bank Indonesia melakukan intervensi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×