Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa (cadev) Indonesia pada Mei 2020 menggendut US$ 2,62 miliar menjadi US$ 130,5 miliar. Peningkatan ini meneruskan tren kenaikan pada April 2020 yang sebesar US$ 7,18 miliar menjadi US$ 127,88 miliar.
Menurut catatan Bank Indonesia (BI), posisi cadev tersebut mendekati rekor tertinggi cadev Indonesia sepanjang sejarah yang mencapai US$ 131,98 miliar pada akhir Januari 2018 silam.
Dan dengan posisi tersebut, berarti cadev pada tahun 2020 telah tumbuh sebesar 1,01% ytd.
Baca Juga: IHSG tembus 5.000, Reliance sarankan beberapa saham berikut untuk hari ini
Berdasarkan data yang ditampilkan Special Data Dissemination Standard (SDDS), peningkatan cadev pada bulan Mei 2020 didorong oleh peningkatan komponen-komponen pendukungnya.
Pertama, foreign currency reserves atau valuta asing (valas) yang tercatat sebesar US$ 122,96 miliar. Posisi ini meningkat dari posisi April 2020 yang sebesar US$ 120,34 miliar.
Valas ini terdiri dari uang kertas asing dan simpanan, serta derivatif keuangan. Selain itu, valas juga bisa berupa surat berharga berupa penyertaan, saham, obligasi, dan instrumen pasar uang lainnya. Valas juga mencakup tagihan otoritas moneter kepada bukan penduduk.
Kedua, IMF reserve position in the fund (RPF) tercatat sebesar US$ 1,076 miliar atau meningkat tipis dari posisi April 2020 yang sebesar US$ 1,075 miliar. Asal tahu saja, RPF merupakan cadev dari suatu negara yang ada di rekening IMF.
Baca Juga: Analis: Beragam sentimen menyelimuti, pergerakkan IHSG masih belum pasti
RPF ini juga menunjukkan posisi kekayaan dan tagihan negara tersebut kepada IMF sebagai hasil transaksi dengan organisasi tersebut dan menunjukkan keanggotaannya. Anggota IMF dapat memiliki posisi di Fund's General Resources Account yang dicatat pada kategori cadangan devisa.
Ketiga, Special Drawing Rights (SDR) BI pada Mei 2020 sebesar US$ 1,522 miliar. Posisi ini juga meningkat tipis dari April 2020 yang sebesar US$ 1,520 miliar.
SDR sendiri merupakan suatu fasilitas yang diberikan oleh IMF kepada anggotanya. Tujuan diciptakannya SDR adalah dalam rangka menambah likuiditas internasional. Fasilitas ni memungkinkan bertambah atau berkurangnya cadev di negara-negara anggota.
Komponen cadev Mei 2020 yang meningkat lainnya adalah emas moneter (monetary gold) yang tercatat sebesar US$ 4,35 miliar atau meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar US$ 4,32 miliar.
Monetary gold ini merupakan persediaan emas yang dimiliki oleh otoritas moneter berupa emas batangan yang memenuhi persyaratan internasional tertentu, seperti London Good Delivery (LGD). Selain itu, yang termasuk monetary gold adalah emas murni, serta mata uang emas yang berada di dalam negeri maupun luar negeri.
Otoritas moneter yang ingin menambah emas miliknya, bisa menambang emas baru atau membeli emas dari pasar, tetapi harus memonetisasi emas tersebut.
Baca Juga: Masih dibayangi dampak corona, begini rekomendasi analis untuk saham perbankan
Sebaliknya, otoritas moneter juga bisa mengeluarkan kepemilikan emas untuk tujuan non moneter, tetapi harus mendemonetisasi emas tersebut.
Terakhir, tagihan lainnya atau other reserves assets yang tercatat US$ 640,26 juta atau meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar US$ 624,42 juta. Tagihan lainnya ini merupakan komponen yang mencakup tagihan yang tidak termasuk dalam kategori tagihan lainnya.
Sebagai tambahan informasi, BI juga mengkonfirmasi bahwa pencatatan nilai cadev dalam statistik pada umumnya menurut harga pasar, yaitu kurs pasar yang berpengaruh pada saat transaksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News