Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Posisi cadangan devisa kembali meningkat pada akhir Juli 2021. Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa sebesar US$ 137,34 miliar atau naik tipis dari posisi akhir Juni 2021 yang sebesar US$ 137,09 miliar.
Berdasarkan data yang ditampilkan Special Data Dissemination Standard (SDDS) di laman resmi bank sentral, peningkatan cadangan devisa didorong oleh hampir semua komponen pendukungnya, dengan peningkatan tertinggi pada komponen monetary gold.
Terperinci, komponen monetary gold pada bulan Juli 2021 tercatat sebesar US$ 4,62 miliar atau naik 4,14% dari posisi pada bulan Juni 2021 yang sebesar US$ 4,44 miliar.
Monetary gold ini merupakan persediaan emas yang dimiliki oleh otoritas moneter, berupa emas batangan yang memenuhi persyaratan internasional tertentu, seperti London Good Delivery (LGD).
Baca Juga: PPKM bisa berdampak pada peningkatan NPL Perbankan
Selain itu, yang termasuk monetary gold adalah emas murni, serta mata uang emas yang berada di dalam negeri maupun luar negeri.
Otoritas moneter yang ingin menambah emas miliknya, bisa menambang emas baru atau membeli emas dari pasar, tetapi harus memonetisasi emas tersebut.
Sebaliknya, otoritas moneter juga bisa mengeluarkan kepemilikan emas untuk tujuan non moneter, tetapi harus mendemonetisasi emas tersebut.
Selanjutnya, ada komponen foreign currency reserves yang pada Juli 2021 tercatat US$ 129,32 miliar atau naik tipis 0,056% dari posisi Juni 2021 yang sebesar US$ 129,25 miliar.
Foreign currency reserves ini sendiri terdiri dari uang kertas asing dan simpanan, serta derivatif keuangan. Selain itu, komponen ini juga bisa berupa surat berharga seperti penyertaan, saham, obligasi, dan instrumen pasar uang lainnya.
Baca Juga: Tak hanya stimulus di sisi pasokan, dunia usaha juga butuh dorongan permintaan
Foreign currency reserves juga mencakup tagihan otoritas moneter kepada orang asing atau bukan penduduk (nonresiden).
Kemudian, komponen lain yang meningkat adalah IMF reserve position in the fund (RPF). Pada Juli 2021, komponen ini tercatat US$ 1,13 miliar atau naik tipis 0,049% dari posisi Juni 2021 yang sebesar US$ 1,13 miliar.
RPF ini merupakan cadangan devisa dari suatu negara yang ada di rekening Dana Moneter Internasional (IMF). RPF menunjukkan posisi kekayaan dan tagihan negara tersebut kepada IMF sebagai hasil transaksi dengan organisasi tersebut dan menunjukkan keanggotaannya.
Anggota IMF dapat memiliki posisi di Fund’s General Resources Account yang dicatat pada kategori cadangan devisa.
Selanjutnya, komponen SDRs BI pada bulan Juli 2021 tercatat US$ 1,59 miliar atau relatif tidak berubah dari posisi pada bulan sebelumnya.
SDRs sendiri merupakan suatu fasilitas yang diberikan oleh IMF kepada anggotanya. Tujuan diciptakannya SDRs adalah dalam rangka menambah likuiditas internasional. Fasilitas ini memungkinkan bertambah atau berkurangnya cadangan devisa di negara-negara anggota.
Baca Juga: Menparekraf mendorong perempuan menjadi penopang ekonomi kreatif
Namun, terlihat ada penurunan di komponen other reverses assets. Komponen tersebut tercatat sebesar US$ 677,81 juta atau turun 1,09% dari posisi Juni 2021 yang sebesar US$ 685,27 juta.
Other reverses assets ini merupakan komponen yang mencakup tagihan yang tidak termasuk dalam kategori tagihan lainnya.
Sebagai tambahan informasi, BI juga mengonfirmasi bahwa pencatatan nilai cadangan devisa dalam statistik pada umumnya menurut harga pasar, yaitu kurs pasar yang berpengaruh pada saat transaksi.
Selanjutnya: Sri Mulyani sebut program keringanan utang adalah simpati pemerintah akibat pandemi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News