kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.464   36,00   0,23%
  • IDX 7.742   6,84   0,09%
  • KOMPAS100 1.203   0,89   0,07%
  • LQ45 960   1,22   0,13%
  • ISSI 233   -0,20   -0,09%
  • IDX30 493   0,93   0,19%
  • IDXHIDIV20 592   1,55   0,26%
  • IDX80 137   0,16   0,11%
  • IDXV30 143   0,06   0,05%
  • IDXQ30 164   0,24   0,15%

Cadangan Devisa Diproyeksikan Turun Tipis pada Februari 2024, Ini Pemicunya


Selasa, 05 Maret 2024 / 18:24 WIB
Cadangan Devisa Diproyeksikan Turun Tipis pada Februari 2024, Ini Pemicunya
ILUSTRASI. Suasana aktifitas bongkar muat di Makassar New Port (MNP), Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (26/1/2023). Cadangan Devisa Diproyeksikan Turun Tipis di Februari 2024, Begini Perkiraan Sepanjang Tahun


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menyampaikan pada Februari kemarin cadangan devisa tampak on balance tipis. Meski demikian, masih ada potensi kenaikan sebab adanya surplus pada sisi ekspor.

“Terus juga inflow dana asing terutama dari equity itu masih kuat year to date (Ytd) itu sekitar Rp 17 triliun walaupun dari sisi obligasi pemerintah kecenderungannya keluar sekitar Rp 8 triliun,” ujarnya.

David menyebut, faktor lain yang mempengaruhi cadangan devisa pada Februari lalu di mana pasar masih menunggu kapan dan berapa besar The Fed akan menurunkan suku bunga tahun ini.

“Ekspektasinya mulai pertengahan tahun bisa saja ada penurunan suku bunga walaupun memang datanya dinamis sekali setiap hari bisa berubah,” kata dia.

Baca Juga: Jokowi: OJK Harus Terus Memperkuat Inklusi dan Literasi Keuangan

Menurut David, pada Februari lalu tidak ada penerbitan obligasi pemerintah (valas), namun minat asing terhadap instrumen aset rupiah masih relatif baik seperti instrumen deposit valas.

“(Proyeksi sepanjang tahun) kemungkinan masih ada peningkatan, apalagi kalau The Fed mulai mengurangi suku bunga yaitu positif buat mata uang margin market termasuk kumungkinan kenaikan Cadev kita ke depan. Kisarannya mungkin US$ 145 miliar – US$ 150,” terangnya.

Lebih lanjut, David menambahkan, pergerakan nilai tukar rupiah cenderung stabil, meski pada Februari ada tekanan yang disebabkan oleh out flow dari pasar obligasi yang cukup lumayan besar dan masih dinamis di pasar.

Baca Juga: Berotot Pekan Ini, Simak Prediksi Rupiah Pekan Depan

“Jadi keluar data misalnya Amerika inflasinya cenderung naik itu langsung dollar-nya menguat kita perhatikan akhir-akhir ini, jadi masih sangat tergantung data-data yang keluar dari Amerika,” sebutnya. 

David memperkirakan, nilai tukar rupiah di Februari berada di kisaran Rp 15.600 – Rp 15.800 per dolar AS. Sampai akhir tahun diproyeksikan nilainya berada di level Rp 15.500 - Rp 16.000 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×