kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cadangan devisa diprediksi masih bisa naik, ini alasannya


Sabtu, 10 Agustus 2019 / 05:30 WIB
Cadangan devisa diprediksi masih bisa naik, ini alasannya
ILUSTRASI.


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank BCA David Sumual mengatakan, kenaikan cadangan devisa hingga Juli 2019 lalu ditopang oleh faktor arus deras modal asing yang masuk ke dalam negeri.

"Utamanya masih dari portofolio, perbaikan rating Indonesia dan imbal hasil yang masih menarik membuat inflow cukup besar,” kata David, Rabu (7/8).

Baca Juga: AS justru dituduh ingin memulai perang mata uang dengan menjadikan yuan kambing hitam

Seperti diketahui, Bank Indonesia, melaporkan posisi cadangan devisa (cadev) naik US$ 2,1 miliar menjadi US$ 125,9 miliar. Cadev terus meningkat hingga Juli, meski tak setinggi kenaikan pada bulan Juni yang mencapai US$ 3,5 miliar. 

Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menunjukkan, investor asing mencatatkan aksi beli atau  net buy sebesar Rp 24,29 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sepanjang bulan Juli lalu.

Adapun data per 2 Agustus lalu, porsi kepemilikan asing pada SBN kembali mencapai rekor baru yaitu sebesar Rp 1.019,36 triliun. 

“Periode kebutuhan valas yang tinggi juga sudah lewat, pembayaran utang luar negeri pemerintah juga sepertinya tidak begitu banyak di Juli lalu,” lanjut David. 

Menurut David, peluang kenaikan cadev berlanjut hingga Agustus cukup terbuka. Hanya saja, ia meramal kenaikannya akan lebih terbatas atau sekitar di bawah US$ 1 miliar lantaran ada sejumlah sentimen eksternal negatif yang menyelimuti pasar belakangan.

Selain itu, pemerintah juga tidak akan menerbitkan obligasi valas baru. 

Baca Juga: Setelah melompat tinggi hari ini, begini prediksi IHSG perdagangan Jumat (9/8)

Sementara, Ekonom Bank Permata Josua Pardede memandang, koreksi cadev mungkin terjadi di bulan Agustus jika sentimen buruk perang dagang terus berlanjut, terutama yang berasal dari efek pelemahan yuan. 

Baca Juga: Pemerintah tambah utang sebesar US$ 2 miliar, setara Rp 28 triliun hingga Juli

“Shock dari eksternal berlakangan ini mungkin akan menahan inflow di bulan ini. Nilai tukar rupiah juga cenderung melemah meski masih dalam kisaran yang terkendali dan sesuai dengan fundamental,” ujar Josua, Rabu (7/8).

Kendati ada potensi outfllow dan pelemahan kurs rupiah di bulan ini, Josua memprediksi sentimen negatif hanya bersifat jangka pendek.

Melihat kondisi pertumbuhan realisasi investasi langsung (FDI) dan imbal hasil instrumen portofolio yang menarik, investor dinilainya memandang positif fundamental perkonomian domestik. 

Oleh karena itu, Josu memperkirakan kenaikan cadev masih akan berlanjut di sepanjang semester kedua ini. Dengan catatan, tak ada sentimen eksternal yang sangat negatif terutama terkait perang dagang. 

Baca Juga: China patok nilai tengah yuan di 7,0039 per dollar, level terlemah sejak April 2008

“Saya perkirakan cadev di kuartal ketiga dan keempat masih bisa terjaga cukup tinggi pada kisaran US$ 123 miliar sampai US$ 127 miliar,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×