Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa pada akhir tahun 2020 tercatat sebesar US$ 135,9 miliar. Jumlah ini naik US$ 6,7 miliar dari posisi akhir tahun 2019 sebesar US$ 129,2 miliar.
Selain itu, cadangan devisa di akhir Desember 2020 itu, juga naik jika dibandingkan dengan posisinya di akhir November lalu yang sebesar US$ 133,6 miliar.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, peningkatan cadangan devisa mengindikasikan potensi neraca pembayaran Indonesia mengalami surplus sepanjang tahun 2020 lalu.
Mengingat, surplus neraca pembayaran Indonesia tahun 2020 itu dipengaruhi oleh penurunan defisit transaksi berjalan bersamaan dengan perlambatan ekonomi domestik.
Lebih lanjut Josua bilang, penurunan defisit transaksi berjalan melampaui penurunan surplus transaksi finansial, di mana investasi portofolio dan investasi langsung diperkirakan mengalami penurunan di tengah perlambatan ekonomi global dan peningkatan risiko investasi global akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga: Cadangan devisa Indonesia menguat 3,09% sepanjang 2020
Menurutnya, tingginya pertumbuhan cadangan devisa di tengah arus modal keluar menandakan bahwa BI masih mempunyai instrumen yang solid untuk stabilisasi nilai tukar rupiah, bila terjadi tekanan kembali di masa mendatang.
Pada Rabu (30/12), nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 14.050 per dolar Amerika Serikat (AS). Ini membuat pergerakan rupiah sepanjang 2020 lalu melemah 1,33%.
Pergerakan rupiah tahun lalu pun cenderung fluktuatif. Sempat bertahan di bawah level Rp 14.000 per dolar AS di awal tahun, rupiah malah anjlok ke Rp 16.575 per dolar AS pada 23 Maret 2020.
“Ke depannya, dengan potensi pemulihan ekonomi, maka investasi global diperkirakan akan mulai membaik sedemikian sehingga berpotensi mendorong peningkatan surplus neraca transaksi finansial mengingat potensi perbaikan investasi secara khusus investasi portofolio ke pasar keuangan domestik,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (8/1)
Sementara itu, Josua mengingatkan, meski kondisi perekonomian pada tahun 2021 diperkirakan membaik, tapi masih belum kembali ke dalam kondisi pre-Covid-19, maka defisit transaksi berjalan pun diperkirakan akan tetap rendah.
Oleh sebab itu, dia memperkirakan, cadangan devisa pada akhir 2021 akan berkisar dalam rentang US$ 138 miliar hingga US$ 142 miliar.
Selanjutnya: BREAKING NEWS: MUI menyatakan vaksin Sinovac halal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News