kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45866,55   4,88   0.57%
  • EMAS1.361.000 -0,51%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bunga The Fed Belum Turun, Cadangan Devisa RI Diperkirakan Terus Menyusut


Sabtu, 06 April 2024 / 10:09 WIB
Bunga The Fed Belum Turun, Cadangan Devisa RI Diperkirakan Terus Menyusut
ILUSTRASI. Posisi cadangan devisa Indonesia terus menurun, selama The Fed, belum memberikan kepastian penurunan suku bunga.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Cadangan devisa Indonesia diperkirakan terus menyusut. Penyusutan cadangan devisa terjadi selama Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, belum memberikan kepastian mengenai waktu penurunan suku bunga acuan.

Meski begitu, The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuannya pada semester II 2024, atau tepatnya pada Juni 2024 mendatang.

Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, memperkirakan, pada Juni 2024 saat ada persiapan penurunan suku bunga The Fed, posisi cadangan devisa Indonesia akan berkisar US$ 138,7 miliar.

Baca Juga: Posisi Cadangan Devisa Melanjutkan Tren Penurunan pada Maret 2024, Ini Penyebabnya

Akan tetapi, setelah The Fed memangkas suku bunga acuannya, bahkan sampai tiga kali, Myrdal memperkirakan, pemangkasan tersebut akan menciptakan capital inflow baik di pasar keuangan maupun real sektor.

“Hal ini yang akan membuat cadangan Indonesia dapat mencapai US$ 151,5 miliar pada akhir tahun 2024,” tutur Myrdal kepada Kontan, Jumat (5/4).

Meskipun cadangan devisa Indonesia mengalami penurunan, ia melihat pada saat aksi jual marak, investor malah melakukan aksi ‘buy on dip’ atau membeli aset saat harga menurun dan berada di titik rendah.

Hal tersebut lanjutnya, didorong oleh kondisi fundamental Indonesia yang masih solid dengan imbal hasil tinggi, sehingga membuat aset investasi Indonesia terlihat masih menarik.

Baca Juga: Ekonom Ramal Posisi Cadangan Devisa Indonesia Turun pada Maret 2024

Ia juga melihat kondisi nilai tukar rupiah masih akan terjaga di level resistan Rp 15,962 per dolar AS, selama kondisi neraca dagang Indonesia masih surplus dan berada di level lebih dari US$ 600 juta per bulan.

Di samping itu, posisi defisit neraca transaksi berjalan diharapkan masih di bawah 1,5% terhadap PDB, serta fundamental pertumbuhan ekonomi masih terjaga di kisaran 5% dan inflasi juga masih di bawah 3,5% year on year (yoy).

Sebagai informasi, posisi cadangan devisa Indonesia pada Maret 2024 melanjutkan tren penurunan.

Bank Indonesia (BI) melaporkan, cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2024 mencapai US$ 140,4 miliar, menurun dibandingkan posisi pada akhir Februari 2024 sebesar US$ 144,0 miliar.

Baca Juga: Awas Pukulan Beruntun Bisa Menohok Rupiah

Penurunan cadangan devisa pada Maret tersebut dinilai wajar, sebagai imbas dari langkah intervensi yang dilakukan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas rupiah.

Hal tersebut dilakukan Bank Indonesia di tengah aksi profit taking investor global di pasar emerging markets saat terdapat ketidakpastian dari prospek penurunan bunga dari The Fed, yang berimbas pada tren penguatan dolar AS secara global.

Sementara itu, ia mencatat kondisi outflow di pasar Surat Berharga Negara (SBN) selama Maret 2024 sebesar Rp 26,47 triliun, dan kondisi pasar saham yang tercatat inflow sebesar US$ 505,61 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×