Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengungkapkan BUMN pangan belum berada di bawah Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Sudaryono mengatakan, Danantara sifatnya komersial atau investasi yang mendatangkan keuntungan besar bagi negara/rakyat.
"Nah beberapa BUMN di sektor pertanian ini sementara belum masuk Danantara dulu, karena memang sifat BUMN nya ini lebih banyak pengabdian kan, untuk menyuplai pupuk, menyerap gabah," ungkap Sudaryono di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/2).
Sudaryono menyebut BUMN pangan sementara ini fokus mengamankan instruksi presiden untuk swasembada pangan.
Baca Juga: Setoran Dividen 7 BUMN Jumbo Masuk ke Danantara, Defisit APBN Berpotensi Melebar
Adapun, untuk mencapai swasembada diperlukan berbagai macam-macam. Misalnya diperlukan benih dan benihnya dari BUMN serta pupuk dari BUMN.
Sudaryono menyatakan, swasembada tidak bisa dicapai tanpa menanam dan harus ada input untuk menanamnya.
"Jadi (BUMN) pertanian itu ntar dulu karena pertanian ini sifatnya adalah untuk membantu masyarakat," ujar Sudaryono.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). Badan ini disebut akan mengelola aset BUMN senilai US$ 900 miliar atau di atas Rp 14.000 triliun.
Peluncuran Danantara menandai era baru dalam transformasi pengelolaan investasi strategis negara. Danantara disebut merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam mewujudkan Asta Cita.
Yakni visi besar untuk membawa perekonomian Indonesia ke level yang lebih tinggi melalui investasi berkelanjutan dan inklusif.
"Danantara menandai era baru, bukan hanya entitas bisnis, tapi juga agen pembangunan dan pertumbuhan," ujar Prabowo saat peluncuran BPI Danantara di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/2).
Baca Juga: Bos Bursa Buka Suara Soal Peluncuran Danantara
Prabowo mengklaim bahwa Danantara merupakan solusi strategis dan efisien BUMN. Dengan total aset lebih dari US$ 900 miliar, Danantara akan menjadi salah satu SWF terbesar di dunia.
Lalu, dengan dana awal yang diinvestasikan sebesar US$ 20 miliar akan menyasar kurang lebih 20 proyek strategis.
Proyek strategis tersebut akan fokus pada hilirisasi nikel, bauksit, kilang minyak, pangan, akuakultur, energi terbarukan, dan lainnya.
"Ini sektor yang akan menentukan masa depan kita," kata Prabowo.
Selanjutnya: Net Sell Asing Rp 3,47 Triliun Saat IHSG Turun Hari Ini (24/2), Terbesar di 2 Saham
Menarik Dibaca: Cuaca Besok di Jogja dan Sekitarnya, Kompak Hujan Mulai Siang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News