Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog membantah tuduhan penggelembungan harga beras impor. Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan isu penggelembungan harga beras impor dinilai tidak benar. Ia menyayangkan tuduhan tanpa berdasarkan fakta tersebut.
“Perusahaan Tan Long Vietnam yang diberitakan memberikan penawaran beras, sebenarnya tidak pernah mengajukan penawaran sejak bidding tahun 2024 dibuka. Jadi tidak memiliki keterikatan kontrak impor dengan kami pada tahun ini,” katanya.
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Arwakhudin Widiarso mengungkapkan, analoginya hari ini pasaran harga beras misalnya Rp 12.000/Kg. sementara, yang tidak pernah ikut proses lelang mendadak mengaku bisa menjual beras dengan harga Rp 5.000/Kg, namun tidak berniat menjual dan mengirimkan barang tersebut sehingga membatalkan keikutsertaanya pada lelang terbuka.
Baca Juga: Ada Laporan Dugaan Mark Up Harga Impor Beras, Bapanas: Kami Regulator
Menurutnya, jika saja perusahaan yang dimaksud tetap mengikuti lelang terbuka dan menawarkan harga tersebut tetapi gagal dalam menyerahkan barang, maka mereka pasti akan dikenakan denda berupa prosentase dari nilai kontrak.
“Sangatlah mudah untuk mengklaim telah menawarkan harga murah, bila barangnya tidak nyata dan tidak pernah diserahkan,” tutur Widiarso.
Direktur Transformasi dan Hubungan Antar Lembaga Perum Bulog, Sonya Mamoriska menyatakan, akibat laporan yang membentuk opini buruk di masyarakat tanpa berbasis fakta, ini membuat Bulog menjadi korban dan merugikan reputasi perusahaan.
“Kami terus menjaga komitmen untuk tetap menjadi pemimpin rantai pasok pangan yang tepercaya sehingga bisa berkontribusi lebih bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia dan hal ini tentunya sesuai dengan ke-4 visi transformasi kami yaitu kepemimpinan, kepercayaan, pelayanan terbaik dan kesejahteraan masyarakat,” terangnya.
Lebih lanjut, Sonya bilang, saat ini Bulog mendapat tugas untuk mengimpor beras dari Kementerian Perdagangan, sebesar 3,6 juta ton pada tahun 2024. Perdagangan, sebesar 3,6 juta ton pada tahun 2024. Pada periode Januari-Mei 2024, jumlah impor sudah mencapai 2,2 juta ton.
Menurutnya, impor dilakukan Bulog secara berkala dengan melihat neraca perberasan nasional dan mengutamakan penyerapan beras dan gabah dalam negeri.
“Sampai akhir Juni, Perum Bulog telah menyerap 800.000 ton beras dalam negeri dan optimistis bisa menyerap 1 juta ton beras, melebihi dari target pemerintah,” tandasnya.
Baca Juga: DPR Didorong Gelar Pansus Selesaikan Skandal Impor Beras Bulog
Menanggapi polemik laporan terhadap Bulog ini, pakar hukum sekaligus politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) Shanti Dewi Mulyaraharjani mengatakan, bila laporan tersebut tidak berdasarkan bukti dan merupakan suatu kebohongan publik, maka proses hukum tidak dapat dilanjutkan.
"Selama laporan tersebut belum inkrah, maka harus dikedepankan asas praduga tak bersalah dan tidak boleh terjadi pembentukan opini yang dapat menyesatkan serta mempengaruhi publik," katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (6/7).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News