kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.924   6,00   0,04%
  • IDX 7.202   60,78   0,85%
  • KOMPAS100 1.106   11,13   1,02%
  • LQ45 878   12,09   1,40%
  • ISSI 220   0,63   0,29%
  • IDX30 449   6,48   1,46%
  • IDXHIDIV20 540   5,30   0,99%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 134   0,17   0,13%
  • IDXQ30 149   1,68   1,14%

Bulog Akui Tidak Mudah Akuisisi Sumber Beras di Kamboja


Senin, 29 Juli 2024 / 05:00 WIB
Bulog Akui Tidak Mudah Akuisisi Sumber Beras di Kamboja
ILUSTRASI. Perum Bulog masih menindaklanjuti perintah Jokowi untuk mengakuisisi sejumlah sumber beras di Kamboja.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog masih menindaklanjuti perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengakuisisi sejumlah sumber beras di Kamboja. 

Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi mengatakan proses akuisisi terus di usahakan. Pihaknya mengakui penugasan ini memang tidak mudah. 

Perum Bulog telah mengirim tim teknis untuk melakukan beberapa hal di Kamboja. Tim teknis ini baru saja kembali dan tengah menyusun laporan. 

"Kami pelajari dulu hasilnya. kira kira bagaimana kemungkinanya. tapi saya akan ambil langkah bertahap soal ini," kata Bayu dijumpai usai agenda  NFA Fun Run 5K di Plaza Timur Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (28/7).  

Baca Juga: Bulog: Realisasi Beras Impor Capai 2,2 Juta Ton per Juni 2024

Sebelumnya, Pengamat Pertanian Center of Reform (CORE), Eliza Mardian menilai rencana akuisis perusahaan beras Kamboja ini dinilai kurang tepat. 

Menurutnya, upaya memastikan stok cadangan pemerintah seharusnya dilakukan melalui peningkatan investasi di dalam negeri dengan memaksimalkan kesejahteraan petani dan keberlanjutan usaha tani. 

"Kebijakan pemerintah investasi ke luar negeri ini hanya memberikan sedikit dampak berbeda jika investasi di dalam negeri dengan melibatkan petani," jelas Eliza. 

Eliza menegaskan investasi pertanian dalam negeri sangat dibutuhkan agar ekosistem pertanian di Indonesia efisien dan bisa membentuk harga lebih baik di tingkat konsumen. 

Dengan perbaikan ini, pemerintah juga bisa mendapatkan timbal untung karena pertanian menjadi salah satu sektor pendongkrak perekonomian nasional karena menyerap banyak tenaga kerja. 

Sebaliknya, jika pemerintah hanya berfokus pada penyediaan pangan murah melalui akuisisi perusahaan asing dan tidak memperhatikan kesejahteraan petani, maka kinerja perekonomian diprediksi bisa anjlok. 

"Sebab mesin lainnya seperti sektor industri saat ini mengalami deindustrialisasi dan proporsi tenaga kerja yang bekerja di sana pun relatif sama, tidak ada penambahan signifikan," ungkap Eliza. 

Adapun, Presiden Joko Widodo mengklaim telah memperhitungkan secara matang rencana akuisisi perusahaan beras Kamboja yang akan ditugaskan kepada Bulog. 

Jokowi menyebut, upaya ekspansi ke luar negeri melalui investasi perusahaan plat merah ini lebih baik daripada hanya sekedar melakukan pembelian beras dari Kamboja. 

Baca Juga: Bos Bulog Beberkan Alasan Harga Beras Naik di Pasaran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×