kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.707.000   -1.000   -0,06%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Bulog Akui Sulit Jual Beras Sesuai HET di Daerah 3T, Ini Penyebabnya


Selasa, 14 Januari 2025 / 16:19 WIB
Bulog Akui Sulit Jual Beras Sesuai HET di Daerah 3T, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/tom. Perum Bulog mengakui sulit menjual beras dengan harga SPHP sesuai HET yang ditetapkan pemerintah di daerah 3T.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog mengakui sulit menjual beras dengan harga Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T). 

Kepala Divisi Pengadaan Operasional dan Pelayanan Publik (POPP) Perum Bulog, Rini Andrida menyebut ini lantaran biaya operasional utamanya biaya angkut menuju wilayah seperti Maluku, Papua hingga Kepulauan di Nusa Tenggara Timur (NTT) memerlukan biaya yang cukup besar. 

"Daerah itulah yang sering merah (naik harga), daerah 3T yang perlu dibantu bagaimana agar pasar-pasar di sana menjadi hijau (harga stabil) dengan harga gudang dan ongkos angkut yang memadai," jelas Rini dalam Rakor Sosialisasi Beras SPHP, di Jakarta, Selasa (14/1). 

Rini mencontohkan skema pengangkutan beras di Wamena, Papua Pegunungan. Dia menyebut untuk mengangkut beras di wilayah sana, pihaknya hanya bisa mengangkut maksimal 1 ton beras. 

Baca Juga: Di Bawah HPP, Harga Gabah Anjlok Rp 5.000 Per Kg di Tingkat Petani

Hal ini lantaran kurangnya akses transportasi yang bisa masuk ke kawasan ini. Sehingga kapal yang tersedia juga mengangkut komoditas lain, bahkan juga orang. Dampaknya pasokan beras yang masuk ke wilayah ini juga relatif terbatas. 

"Belum lagi karena faktor cuaca, kondisi di bawah yang tidak memungkinkan, itu bisa balik lagi Pak. Padahal angkutnya cuma 1 ton," terang Rini. 

Diketahui dalam Surat Keputusan (SK) Kepala Badan Pangan Nasional No 2 Tahun 2025, pemerintah menetapkan HET beras masih sama dengan tahun sebelumnya, disesuaikan dengan zonasi. 

HET beras medium di zona I, II, dan III masing-masing ditetapkan Rp 12.500 per kg, Rp 13.100 per kg, dan Rp 13.500 per kg. 

Adapun HET beras premium di zona I, II, dan III masing-masing dipatok Rp 14.900 per kg, Rp 15.400 per kg, dan Rp 15.800 per kg. 

Zona I meliputi Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi. Zona II mencakup Sumatera selain Lampung dan Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan. Zona III meliputi Maluku dan Papua. 

Baca Juga: Pemerintah Pastikan HET Beras Tak Berubah dari 2024 Meski Harga Pembelian Gabah Naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×