kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bujet Rp 1,4 triliun untuk sensus tani


Kamis, 01 November 2012 / 07:11 WIB
Bujet Rp 1,4 triliun untuk sensus tani
ILUSTRASI. Gerai Ranch Market milik Supra Boga Lestari (RANC)


Reporter: Fahriyadi | Editor: Dadan M. Ramdan

JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) akan menggelar Sensus Pertanian 2013. Agenda 10 tahunan tersebut ditujukan untuk mengetahui data terkini di sektor pertanian. Untuk menyukseskan program tersebut, BPS menggelontorkan anggaran sebesar Rp 1,4 triliun.

Suryamin, Kepala BPS mengatakan, sensus ini penting karena bisa memberikan data yang komprehensif tentang kondisi rumah tangga petani dan usaha di bidang pertanian. "Sensus akan dilakukan tahun depan," katanya, Rabu (31/10).

Menurutnya, sensus pertanian akan memotret kondisi petani di seluruh wilayah Indonesia. Nah, data-data faktual yang diperoleh dari sensus bisa menjadi  dasar dalam menyusun perencanaan dan evaluasi pembangunan pertanian.

Lewat sensus pertanian ini ,  Suryamin bilang, pemerintah  bisa memetakan kondisi pertanian terkini meliputi jumlah rumah tangga petani, pelaku usaha pertanian dan luas wilayah pertanian. "BPS memperkirakan sedikitnya 112 juta penduduk Indonesia yang masih menggantungkan hidupnya di sektor pertanian," ungkap Suryamin.

Demi mendukung Sensus Pertanian 2013, BPS akan mengerahkan sebanyak 300.000 petugas sensus, termasuk di dalamnya mitra mereka di berbagai daerah. Keterlibatan banyak personel  ini, kata Suryamin, memang cukup menguras anggaran BPS. "Tapi biaya yang mahal itu akan terbayar dengan hasil sensus yang berkualitas," ujarnya.

Itu sebabnya, untuk menghasilkan data valid, BPS  memperketat monitoring pendataan sehingga meminimalisasi kekeliruan informasi di lapangan. "Kami juga mengimbau kerjasama dari rumah tangga petani dan pelaku usaha pertanian dalam sensus ini," harap Suryamin.

Adi Lumaksono, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS menambahkan, tahapan sensus pertanian sudah berlangsung sejak tahun 2010 dan berakhir tahun 2015. Pada Januari-Mei 2013, Adi menjelaskan, BPS intensif  mengkampanyekan kegiatan tersebut.

Sedangkan, tahap pencacahan lengkap baru  dimulai tanggal 1 sampai 31 Mei 2013, pengolahan data dari Mei sampai Desember 2013. "Pengolahan data lanjutan dan survei subsektor pertanian dilaksanakan tahun 2014-2015," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×