kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.202   22,00   0,14%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

"Bu Susi itu fast learner"


Kamis, 30 Oktober 2014 / 13:45 WIB
ILUSTRASI. Jokowi) sangat bahagia atas kemenangan para pemain tim nasional (timnas) Indonesia U-22 yang berhasil mendapatkan medali emas ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja


Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Nama Susi Pudjiastuti menjadi sorotan publik salah satu sebabnya adalah latar belakang pendidikannya, yang hanya tamat Sekolah Menengah Pertama. Namun, siapa sangka, wanita yang kini menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan itu ternyata bisa tiga bahasa asing. 

Adalah Arman Juffry, teman Susi, yang memberikan informasi tersebut kepada wartawan, di sela-sela serah terima jabatan Susi sebagai Menteri KKP, Rabu (29/10/2014). Arman menceritakan, Susi tinggal dan besar di keluarga santri. “Dari kecil (Susi) sudah bisa baca Qur'an, bisa bahasa Arab,” kata Arman. 

Namun, soal ini, dia mengaku belum mendengar sendiri Susi berbicara dalam bahasa Arab. Meski begitu, dia menyebut Susi bisa berbahasa Jepang. Pada suatu ketika ada konferensi di Jepang, dan Susi bisa berbicara dalam bahasa Jepang. 

“Bahasa Inggris, bisa. Bu Susi itu fast learner,” ujar dia lagi. 

Arman, yang juga rekan bisnis Susi nampaknya juga cukup dekat dengan Susi. Dia mengaku, dirinya turut menemani Susi ketika ibunda Susi meninggal dunia. 

Kepada wartawan, Arman menceritakan sisi lain Susi Pudjiastuti. Dia bilang,Susi adalah salah satu pencinta kopi. Susi,kata dia lagi, juga seorang perokok berat. Meski begitu, Susi pernah membuat gerakan positif, yakni melarang para perokok membuang sembarangan puntung rokok mereka di Pangandaran. 

“Beliau punya pengaruh di Pangandaran. Dulu di Pangandaran tidak diperkenankan membuang puntung rokok sembarangan, denda Rp 50.000,” kenang Arman. 

Sayangnya, dia tidak menjelaskan apakah ide Susi itu kini berlanjut atau tidak. Yang jelas, pada saat itu, terobosan Susi cukup membantu masyarakat dan lingkungan. Uang denda dari para pelanggar aturan itu dikembalikan ke masyarakat. 

“Dia memang perokok berat. Tapi dia bikin konsep uang denda digunakan lagi untuk kepentingan masyarakat Pangandaran,” ucap Arman. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×