kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,79   0,77   0.09%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Benarkah Menteri Susi punya perusahaan bangkrut?


Selasa, 28 Oktober 2014 / 22:25 WIB
Benarkah Menteri Susi punya perusahaan bangkrut?


Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa

PANGANDARAN. Penanggung Jawab Usaha Bidang Hasil Laut PT ASI Pudjiastuti Marine, Rustam Effendi, mengaku pihaknya kerap mendengar isu bahwa bosnya, Susi Pudjiastuti, yang kini menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan, memiliki perusahaan yang bangkrut sehingga banyak mengutang ke bank. Menurut Rustam, tuduhan tersebut tidak benar. 

Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Riza Damanik menyampaikan surat terbuka dan beredar lewat BlackBerry Messenger. Surat itu mempertanyakan beberapa hal terkait Susi. Salah satunya adalah bahwa Susi tidak melunasi pinjaman "Mina Mandiri" ke Bank Indonesia sebesar Rp 34 miliar. 

Menurut dia, adalah hak semua orang untuk mengomentari sosok Susi. Namun, menurut Rustam, jika perusahaan milik Susi bangkrut, tak mungkin ia masih memiliki karyawan sampai 800 orang dan usahanya beromzet puluhan triliun rupiah sampai sekarang. 

"Tuduhan itu boleh saja dikatakan semua orang, itu haknya. Kami di sini hanya membuktikan dengan kondisi sekarang ini di sini. Perusahaan Bu Susi memiliki 800 karyawan dan omzetnya puluhan triliun," ujar Rustam kepada Kompas.com di kediaman Susi Pudjiastuti di Jalan Merdeka, Kabupaten Pangandaran, Selasa (28/10/2014) petang. 

Rustam pun meminta kepada pihak yang menuduh seperti itu untuk mengecek ke seluruh bank yang ada jika memang Susi memiliki utang. Sebab, jika Susi sampai memiliki utang ke bank, pasti akan ada aset yang disita. 

"Gampang saja tinggal cek saja ke bank. Sampai sekarang, tidak ada aset milik Bu Susi yang disita oleh bank karena keterkaitan utang," kata Rustam. 

Kendati demikian, Rustam mengakui perusahaan hasil laut milik Susi Pudjiastuti saat ini mengalami pengurangan ekspor. Hal itu akibat berkurangnya beberapa jenis ikan yang ditangkap oleh para nelayan. 

"Nah, kalau pengurangan hasil laut yang diekspor memang ada. Tapi, itu kan bukan bangkrut, tapi kami berupaya menyelamatkan beberapa jenis hasil laut yang hampir punah, dan jangan dulu dieksploitasi. Sekarang perusahaan ini paling besar mengekspor lobster ke China," kata Rustam. 

Dia menilai, langkah Susi untuk tak terlalu mengeksploitasi beberapa jenis ikan yang hampir punah adalah sebagai upaya menyeimbangkan alam dengan biota laut. Hal itu agar beberapa jenis hasil laut yang sekarang terancam punah bisa terselamatkan. 

"Justru Bu Susi tak ingin ada beberapa jenis hasil laut yang punah dan mengganggu ekosistem laut di dalamnya. Makanya, di perusahaan ini hanya ada beberapa hasil laut yang bisa diekspor," ujar Rustam. (Irwan Nugraha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×