Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mempertanyakan permintaan tambahan penempatan dana pemerintah oleh PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).
Pasalnya, hingga saat ini BTN belum mengajukan surat permohonan resmi, dan serapan dana penempatan sebelumnya masih jauh di bawah bank-bank lain.
Purbaya membeberkan bahwa dari penempatan dana pemerintah tahap pertama sebesar Rp 55 triliun, tingkat penyaluran BTN masih berada di posisi paling rendah.
“Mandiri sudah 100% disalurkan, BRI 100%, BNI 68%, BTN baru 41%, kenapa mereka minta lagi ya? Aneh juga,” kata Purbaya dalam konferensi pers APBN KiTa, Kamis (20/11/2025).
Baca Juga: Penyaluran Bansos Sudah Capai Rp 147,2 Triliun, 98,6% dari Target
Ia menegaskan tambahan penempatan dana hanya dapat dipertimbangkan setelah permohonan resmi BTN masuk dan dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerjanya.
“Ya sudah, titip ya ke BTN, bilang kalau suratnya sudah jadi nanti kita kasih,” ucapnya.
Likuiditas Melemah, Pemerintah Tambah Penempatan Dana Rp 76 Triliun
Purbaya menjelaskan pemerintah terus memantau kondisi likuiditas di sistem keuangan, termasuk pertumbuhan uang primer (M0) yang melambat. Pada Oktober 2025, base money tumbuh 7,7%, turun dari posisi September yang mencapai 13,3%.
Melihat perlambatan tersebut, pemerintah kembali menempatkan dana sebesar Rp 76 triliun pada perbankan pada Jumat pekan lalu. Dana tersebut disalurkan ke Bank Mandiri, BRI, dan BNI masing-masing Rp 25 triliun, sementara Bank DKI menerima Rp 1 triliun.
“BTN belum kita salurkan karena suratnya belum sampai, dia baru mau akan kelihatannya,” kata Purbaya.
Penempatan dana dilakukan dalam rangka menjaga likuiditas dan mendukung transmisi penurunan suku bunga kredit ke masyarakat.
Baca Juga: Kemenkeu Masih Kaji Soal Keputusan Kenaikan Gaji ASN pada 2026
Terpisah, Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan perseroan tengah menyusun surat permohonan tambahan penempatan dana pemerintah.
Nixon menyebut, dari penempatan dana sebelumnya yang sebesar Rp 25 triliun, sudah habis tersalurkan, dimana sekitar 70% dana tersebut disalurkan untuk pembiayaan perumahan, sementara sisanya diarahkan ke segmen lain yang terkait bisnis BTN.
Untuk itu, pihaknya berencana mengajukan tambahan likuiditas sekitar Rp 5 triliun hingga Rp 10 triliun untuk memperkuat penyaluran kredit, terutama ke sektor perumahan.
“Kami lagi ingin mengajukan surat, tetapi belum tahu disetujui atau tidak disetujui, namanya usaha kan boleh saja,” ujar Nixon, Selasa (18/11/2025).
Selanjutnya: Warna Keberuntungan Zodiak di Tahun 2026 dan Maknanya, Cari Tahu yuk
Menarik Dibaca: Warna Keberuntungan Zodiak di Tahun 2026 dan Maknanya, Cari Tahu yuk
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













