kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BPS Sebut Kenaikan PPN Berpotensi Besar Kerek Inflasi pada April 2022


Kamis, 07 April 2022 / 14:11 WIB
BPS Sebut Kenaikan PPN Berpotensi Besar Kerek Inflasi pada April 2022
ILUSTRASI. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono memaparkan, penyesuaian tarif PPN yang naik pada 1 April dari 10% menjadi 11% berpotensi besar terhadap kenaikan inflasi bulan ini.

“Kenaikan PPN ini meskipun tipis tetapi merambat ke semua produk, dan beberapa aktivitas jasa, tentu saja mempunyai potensi besar kenaikan inflasi di April. Sehingga akan ada demand yang meningkat polanya di bulan puasa dan lebaran,”  tutur Margo dalam diskusi virtual, Kamis (7/4).

Selain itu, pendukung inflasi pada April ini, lanjut Margo, dipengaruhi juga oleh sejumlah kebijakan pemerintah. Diantaranya, penyesuaian harga LPG Non Subsidi dari Rp 13.500 menjadi Rp 15.000 per kg pada 27 Februari 2022, dan penyesuaian harga pertamax di rentang direntang antara Rp 3.500 per liter hingga Rp 3.550 per liter per 1 April.

Baca Juga: BPS Sebut 3 Fenomena Global Ini Jadi Penyebab Kenaikan Harga Pangan dan Energi

Meski begitu, Margo mengatakan, inflasi tidak bisa dikendalikan terus menerus. Sehingga terdapat beberapa indikator makro terdampak. 

Indikator tersebut yaitu, penurunan daya beli akan berpengaruh kepada pengurangan konsumsi dari masyarakat. “Dimana kalau kita lihat Produk Domestik Bruto, konsumsi rumah tangga berkontribusi 54,42%.

Namun inflasi ini akan menekan daya beli sehingga ketika konsumsi masyarakat menurun maka akan berpengaruh ke pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.

Kemudian, beban pengeluaran masyarakat menengah ke bawah akan naik akibat kenaikan harga pangan, kemiskinan meningkat, inflasi mitra dagang berpengaruh kepada output perekonomian, dan juga output perekonomian berkurang, akan berpotensi kepada pengangguran yang meningkat.

Baca Juga: Kendalikan Inflasi Pangan, Apindo Sarankan 4 Hal Ini ke Pemerintah

“Kita tidak ingin inflasi ini terus berlanjut, karena jika berlanjut aspeknya akan menyebar luas kemana-mana.” Imbuh Margo. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×