Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono memaparkan, penyesuaian tarif PPN yang naik pada 1 April dari 10% menjadi 11% berpotensi besar terhadap kenaikan inflasi bulan ini.
“Kenaikan PPN ini meskipun tipis tetapi merambat ke semua produk, dan beberapa aktivitas jasa, tentu saja mempunyai potensi besar kenaikan inflasi di April. Sehingga akan ada demand yang meningkat polanya di bulan puasa dan lebaran,” tutur Margo dalam diskusi virtual, Kamis (7/4).
Selain itu, pendukung inflasi pada April ini, lanjut Margo, dipengaruhi juga oleh sejumlah kebijakan pemerintah. Diantaranya, penyesuaian harga LPG Non Subsidi dari Rp 13.500 menjadi Rp 15.000 per kg pada 27 Februari 2022, dan penyesuaian harga pertamax di rentang direntang antara Rp 3.500 per liter hingga Rp 3.550 per liter per 1 April.
Baca Juga: BPS Sebut 3 Fenomena Global Ini Jadi Penyebab Kenaikan Harga Pangan dan Energi
Meski begitu, Margo mengatakan, inflasi tidak bisa dikendalikan terus menerus. Sehingga terdapat beberapa indikator makro terdampak.
Indikator tersebut yaitu, penurunan daya beli akan berpengaruh kepada pengurangan konsumsi dari masyarakat. “Dimana kalau kita lihat Produk Domestik Bruto, konsumsi rumah tangga berkontribusi 54,42%.
Namun inflasi ini akan menekan daya beli sehingga ketika konsumsi masyarakat menurun maka akan berpengaruh ke pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Kemudian, beban pengeluaran masyarakat menengah ke bawah akan naik akibat kenaikan harga pangan, kemiskinan meningkat, inflasi mitra dagang berpengaruh kepada output perekonomian, dan juga output perekonomian berkurang, akan berpotensi kepada pengangguran yang meningkat.
Baca Juga: Kendalikan Inflasi Pangan, Apindo Sarankan 4 Hal Ini ke Pemerintah
“Kita tidak ingin inflasi ini terus berlanjut, karena jika berlanjut aspeknya akan menyebar luas kemana-mana.” Imbuh Margo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News