kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BPS: Saatnya semua negara jadi target ekspor


Senin, 27 Februari 2017 / 21:01 WIB
BPS: Saatnya semua negara jadi target ekspor


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Pemerintah mulai memperluas pasar perdagangan internasionalnya tahun ini. Mulai dari rencana menjadikan Iran sebagai hub untuk Kawasan Asia Tengah dan Timur Tengah, hingga memasuki nagara Eurasia dan Amerika Latin.

Dalam kunjungan ke Iran 26 hingga 28 Februari 2017, delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mendorong penyelesaian pembahasan preferential trade agreement (FTA) Juni 2017 mendatang. Hal tersebut untuk mengeliminasi hambatan tarif produk kedua negara demi meningkatkan daya saing produk di antara kedua negara, khususnya produk CPO, kopi, karet, tekstil dan kertas.

Bahkan, pemerintah juga ingin menjadikan Iran tidak hanya sebagai pasar namun juga hub di kawasan Asia Tengah dan Timur Tengah.

Sementara itu, Kementerian Perdagangan juga berencana menjajaki Eurasia atau negara-negara bekas jajahan Uni Soviet dan Amerika Latin seperti Chili dan Peru. Akhir Maret nanti, rencananya pemerintah akan berkunjung ke Moscow untuk memperdalam perjanjian. Sementara pasar Chili akan jadi hub untuk Amerika Selatan.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, negara-negara tersebut selama ini belum cukup menjadi sasaran pemasaran produk-produk Indonesia di mancanegara. Penyebabnya, faktor jarak dan besaran pasarnya.

"Namun di tengah pasar global yang kian kompetitif, maka pasar manapun sudah saatnya dijadikan tujuan ekspor," kata Sasmito kepada KONTAN, Senin (27/2). Menurut Sasmito Chili atau Peru bisa jadi hub ke seluruh negara Amerika Lati, yaitu Chili dari sisi Pasifik dan Peru dari Atlantik.

Begitu juga dengan Rusia dan Iran. Ia menilai, kedua negara tersebut memiliki pengaruh politik dan budaya yang kuat terhadap negara-negara Eurasia sehingga bisa menjadi hub yang penting.

"Jika penetrasi ke negara-negara ini konsisten dan tahan banting kita bisa berharap perdagangan internasional kita lebih cerah ke depannya," tambah Sasmito.

Sasmito menyebutkan beberapa produk unggulan Indonesia yang berpotensi dipasarkan di negara-negara tersebut, yaitu hasil agro industri dan pertekstilan. Ia menilai, intensitas peningkatan ekspor turunan hasil industri CPO, karet, kakao, teh, kopi perlu di tingkatkan selain ekspor sepatu, printer, peralatan perabot rumah tangga yang sudah berkelas dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×