kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.201   60,44   0,85%
  • KOMPAS100 1.107   12,17   1,11%
  • LQ45 879   12,50   1,44%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,62   1,49%
  • IDXHIDIV20 541   6,13   1,15%
  • IDX80 127   1,51   1,20%
  • IDXV30 134   0,46   0,35%
  • IDXQ30 149   1,78   1,20%

BPS: Peristiwa Global dan Domestik Pengaruhi Kinerja Ekonomi 2022


Senin, 06 Februari 2023 / 16:12 WIB
BPS: Peristiwa Global dan Domestik Pengaruhi Kinerja Ekonomi 2022
ILUSTRASI. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 sebesar 5,31% yoy. Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan yang tertinggi sejak tahun 2013.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang 2022 sebesar 5,31% yoy.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut dipengaruhi perkembangan yang terjadi baik di dunia maupun dalam negeri.

"Kinerja pertumbuhan ekonomi dipengaruhi faktor global dan domestik yang memengaruhi kelompok pembentuk pertumbuhan ekonomi," ujar Margo dalam konferensi pers, Senin (6/2) di Jakarta.

Dari sisi global, yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah harga komoditas ekspor unggulan di pasar global.

Pada tahun 2022, Indonesia tetap mendulang untung dari kenaikan harga komoditas. Kenaikan harga batubara maupun minyak sawit mentah (CPO) mendorong kinerja ekspor serta surplus neraca perdagangan.

Baca Juga: Mobilitas Masyarakat Pulih, Konsumsi Rumah Tangga Meningkat

Namun, Margo telah melihat adanya normalisasi harga komoditas unggulan Indonsia di pasar global yang kemudian melemahkan kinerja ekspor.

Ini terlihat dari total ekspor pada tahun 2022 yang tumbuh 16,28% yoy atau lebih rendah dari pertumbuhan 17,95% yoy pada tahun 2021.

Dari sisi domestik, kombinasi aktivitas masyarakat yang makin menggeliat dan bauran kebijakan fiskal maupun moneter dianggap mampu menjaga daya beli masyarakat.

"Ini kemudian mampu mendorong aktivitas ekonomi, baik dari sisi produksi maupun konsumsi rumah tangga," kata Margo.

Hal ini tercermin dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang sebesar 4,93% yoy atau lebih tinggi dari pertumbuhan pada tahun 2021 yang sebesar 2,02% yoy.

Ke depan, Margo mengatakan, kondisi global yang penuh dengan ketidakpastian akan memengaruhi kinerja pertumbuhan pada tahun 2023.

Ia memperingatkan, kinerja ekspor bisa saja terimbas penurunan harga komoditas dan neraca perdagangan akan tergerus seiring peningkatan iompor.

Namun, Margo tidak bisa menjelaskan lebih lanjut. Pasalnya, BPS bukan merupakan lembaga yang melakukan prediksi.

"BPS tidak memprediksi tahun 2023, tetapi kondisi global yang penuh ketidakpastian bisa berimbas pada peluang pasar bagi komoditas ekspor," tandas Margo.

Baca Juga: DKI Jakarta Penyumbang Terbesar Pertumbuhan Ekonomi Pulau Jawa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×