kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BPS: Nilai tukar petani meningkat pada Desember 2019


Kamis, 02 Januari 2020 / 19:13 WIB
BPS: Nilai tukar petani meningkat pada Desember 2019
ILUSTRASI. BPS: Nilai tukar petani meningkat pada Desember 2019 dari 104,10 menjadi 104,46


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani (NTP) Desember 2019 naik 0,35% secara bulanan, yaitu dari 104,10 menjadi 104,46 pada bulan Desember 2019.

Menurut Kepala BPS Suhariyanto, kenaikan NTP tersebut disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani (lt) naik 0,59% atau lebih besar dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani (lb) yang sebesar 0,24%.

"Atau ini berarti indeks harga hasil produksi pertanian mengalami kenaikan yang lebih besar daripada kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian," ujar Suhariyanto pada Kamis (2/1) di Jakarta.

Baca Juga: Kunjungan wisatawan mancanegara turun pada November 2019

Kenaikan NTP pada bulan Desember 2019 ini dipengaruhi oleh naiknya NTP pada subsektor tanaman pangan (NTPP) dengan kenaikan 0,16%, tanaman perkebunan rakyat (NTPR) yang naik 1,61%, dan perikanan (NTNP) yang naik 0,42%. 

NTPP pada Desember 2019 yang meningkat disebabkan oleh kenaikan lt yang sebesar 0,44% atau lebih tinggi dari kenaikan lb yang sebesar 0,28%. Peningkatan lt ini disebabkan oleh peningkatan kelompok padi sebesar 0,38% dan palawija khususnya komoditas jagung dan kacang tanah yang sebesar 0,67%.

Peningkatan lb dikontribusi oleh kenaikan indeks kelompok konsumsi rumah tangga (IKRT) yang sebesar 0,31% dan kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,18%.

Baca Juga: Inflasi sepanjang 2019 terendah sejak 2012, sinyal pelemahan ekonomi?

Sementara NTPR yang naik disebabkan oleh hasil produksi yang naik sebesar 1,74% atau lebih tinggi dari peningkatan keperluan petani yang sebesar 0,12%. Peningkatan lt ini disebabkan oleh naiknya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat khsuusnya kelapa sawit dan karet yang sebesar 1,74%.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×