Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID. JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan September 2017 surplus US$ 1,76 miliar. Angka ini lebih tinggi dari proyeksi sejumlah ekonom sebesar US$ 1,2 miliar dan sedikit lebih tinggi dari surplus bulan Agustus 2017 yang sebesar US$ 1,72 miliar
Surplus tersebut disebabkan oleh nilai impor yang turun lebih dalam dibanding nilai ekspor. BPS mencatat, nilai impor sebesar US$ 12,78 miliar, turun 5,31% dibanding bulan sebelumnya. Sementara kinerja ekspor tercatat sebesar US$ 14,54 miliar, turun 4,51% dibanding bulan sebelumnya.
Walaupun secara tahunan, baik ekspor maupun impor masing-masing mengalami kenaikan 15,6% year on year (yoy) dan naik 13,13% YoY.
Meski demikian, menurut Kepala BPS Suhariyanto, penurunan ekspor dan impor secara bulanan tersebut lebih disebabkan oleh faktor musiman. Sebab, di September tahun 2016, baik ekspor maupun impor juga turun dibanding bulan sebelumnya.
"Jadi kalau dilihat polanya, saya yakin penurunan ekspor ini karena faktor musiman yang nanti kami harap ekspor akan meningkat di bulan-bulan berikutnya dan akan mencapai puncaknya di bulan Desember," kata Suhariyanto, Senin (16/10).
Lebih lanjut menjelaskan, kinerja ekspor dan impor bulan ini dipengaruhi oleh sejumlah harga komoditas nomigas yang mengalami penurunan. Namun juga ada yang mengalami peningkatan.
Beberapa harga komoditas yang mengalami penurunan, yaitu kopra, kayu, dan jagung. Sementara beberapa harga komoditas yang mengalami peningkatan yaitu batubara, minyak kelapa sawit, minyak kernel, alumunium, minyak kedelai, dan seng.
Dengan perkembangan ini maka surplus neraca dagang Januari-September 2017 mencapai US$ 10,87 miliar, jauh lebih tinggi dari periode yang sama tahun 2016 yang hanya sebesar US$ 6,41 miliar. Bahkan surplus tahun ini telah melampaui surplus sepanjang 2016 yang tercatat sebesar US$ 9,53 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News