kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

BPS: Masyarakat masih menahan konsumsi di kuartal I 2018


Senin, 05 Februari 2018 / 16:33 WIB
BPS: Masyarakat masih menahan konsumsi di kuartal I 2018
ILUSTRASI. Konsumsi rumah tangga


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan, masyarakat masih akan menahan konsumsi pada kuartal pertama tahun ini. Hal ini terlihat dari prediksi Indeks Tendensi Konsumsi (ITK) selama tiga bulan pertama tahun 2018.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, ITK pada kuartal I 2018 diperkirakan di angka 101,35, atau lebih pesimistis dibandingkan ITK kuartal IV 2017 yang sebesar 107. Namun demikian, angka ini masih berada di atas 100, sehingga masih aman.

“Masih baik di atas 100, tetapi agak kurang optimistis,” kata Suhariyanto di kantornya, Senin (5/2).

Asal tahu saja, jika indeks berada di bawah angka 100, maka diyakini konsumsi akan memburuk di periode berikutnya. Namun, jika angka indeks berada di atas 100, maka konsumsi diperkirakan akan membaik di periode berikutnya.

Suhariyanto menambahkan, meski optimisme menurun, konsumen masih optimistis bahwa akan ada perbaikan pendapatan di kuartal I 2018 dengan angka indeks untuk pendapatan 109,86. Namun demikian, masyarakat masih enggan membeli barang-barang tahan lama (durable goods), berekreasi, dan menggelar pesta di awal tahun, dengan angka indeks sebesar 86,43.

Ia mengatakan, hal ini terjadi saat inflasi terbilang stabil, yakni berada di angka 3,61% atau di bawah target tahun lalu yakni 4%. “Perlu ditelusuri mengapa mereka menahan? Apakah semakin berinvestasi, atau ada sesuatu lain yang mengganggu,” tuturnya.

BPS melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,07% pada 2017. Angka ini lebih tinggi dari 2016 yang sebesar 5,03%. Dengan demikian, pendapatan per kapita Indonesia naik menjadi Rp 51,89 juta dari sebelumnya Rp 47,96 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×