kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

BPS: Jumlah Penduduk Miskin Berkurang Sekitar 3,06 Juta dalam 10 Tahun Terakhir


Selasa, 02 Juli 2024 / 08:00 WIB
BPS: Jumlah Penduduk Miskin Berkurang Sekitar 3,06 Juta dalam 10 Tahun Terakhir
ILUSTRASI. Warga mencari ikan sapu-sapu di aliran Sungai Ciliwung, Manggarai, Jakarta, Selasa (14/5/2024). Pemprov DKI Jakarta menyatakan kelanjutan normalisasi Sungai Ciliwung sepanjang 17 kilometer dilakukan secara bertahap karena adanya dampak sosial yang perlu diperhitungkan meskipun Presiden Joko Widodo menargetkan normalisasi itu selesai pada akhir 2024. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nym.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2024 mencapai 25,22 juta orang dengan persentase 9,03%.

Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Utama BPS, Imam Machdi mengatakan bahwa tingkat kemiskinan pada periode tersebut menjadi yang terendah dalam 10 tahun terakhir.

"Tingkat kemiskinan sebesar 9,03 juta merupakan yang terendah dalam satu dekade ini," ujar Imam dalam Konferensi Pers di Jakarta, Senin (1/7).

Baca Juga: BPS Catat Jumlah Penduduk Miskin Indonesia Capai Rp 25,2 Juta pada Maret 2024

Ia menyebut, jumlah penduduk miskin berkurang sekitar 3,06 juta atau turun sekitar 2,22% poin dalam 10 tahun terakhir.

"Secara rata-rata, jumlah penduduk miskin berkurang sekitar 300 ribu orang per tahun," katanya.

Berdasarkan paparannya, jumlah penduduk miskin pada Maret 2014 mencapai 28,28 juta. Kemudian meningkat lagi pada Maret 2024 turun menjadi hanya 25,22 juta.

Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan bahwa penurunan jumlah penduduk miskin pada Maret 2024 tersebut tidak terlepas dari pemberian bantuan sosial (bansos) terkait dengan penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) yang membuat konsumsi masyarakat miskin penerimaan bansos naik.

Baca Juga: Bapanas Pastikan Bantuan Pangan Nasional Berlanjut di Pemerintahan Prabowo-Gibran

"Akibatnya secara konsumsi, pengeluaran mereka di atas garis kemiskinan," ujar Huda kepada Kontan.co.id, Kamis (1/7).

Huda menjelaskan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menggelontorkan bansos yang banyak pada saat November 2023 hingga Februari 2024 mulai dari bansos PKH hingga bansos beras.

Ditambah, ada tambahan dana masyarakat dari yang berputar dari adanya pemilu. Oleh karena itu, daya beli masyarakat miskin tetap terjaga pada saat bansos dikucurkan.

"Andaikan tidak ada bansos, angka kemiskinan akan meningkat mengingat harga kebutuhan pokok terutama beras melambung cukup tinggi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×