kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.260.000   -26.000   -1,14%
  • USD/IDR 16.743   21,00   0,13%
  • IDX 8.245   3,28   0,04%
  • KOMPAS100 1.150   0,60   0,05%
  • LQ45 842   -0,28   -0,03%
  • ISSI 285   -0,42   -0,15%
  • IDX30 442   1,26   0,29%
  • IDXHIDIV20 508   -2,59   -0,51%
  • IDX80 129   0,21   0,16%
  • IDXV30 135   -1,03   -0,76%
  • IDXQ30 141   0,04   0,02%

BPS: Impor barang konsumsi berkurang karena penurunan impor produk farmasi


Selasa, 16 November 2021 / 16:43 WIB
BPS: Impor barang konsumsi berkurang karena penurunan impor produk farmasi
ILUSTRASI. Truk peti kemas melintas di kawasan IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (26/10/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, impor barang konsumsi pada bulan Oktober 2021 sebesar US$ 1,59 miliar.  Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, nilai impor tersebut bila dibandingkan dengan September 2021 nampak tergerus 11,17% mtm. 

Faktor yang cukup besar dalam mendorong penurunan impor barang konsumsi secara bulanan adalah adanya penurunan impor barang farmasi sebesar 35,44% mtm atau turun US$ 163 juta. 

Margo bilang, penurunan impor produk farmasi ini sejalan dengan melandainya kasus harian Covid-19 di dalam negeri. “Produk farmasi ini di antaranya impor vaksin turun. Bila dikaitkan dengan melandainya Covid-19 di Indonesia, ada hubungannya,” ujar Margo, Senin (15/11) via video conference

Baca Juga: BPS sebut permintaan mulai pulih, impor barang mulai terkerek

Nah, selain impor produk farmasi, penurunan impor buah-buahan sebesar 14,51% mtm juga turut menyumbang penurunan impor barang konsumsi pada bulan tersebut. 

Akan tetapi, bila dibandingkan dengan Oktober 2020, nilai impor barang konsumsi pada bulan lalu masih tercatat tumbuh tinggi 53,45% yoy. 

Sebagai tambahan informasi, impor barang konsumsi ini memberikan kontribusi sebesar 9,76% dari total nilai impor pada bulan Oktober 2021 yang mencapai US$ 16,29 miliar. 

Selanjutnya: Ekonom: Ekspor Indonesia masih bisa kecipratan berkah dari krisis energi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×