Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai impor Indonesia kembali meningkat pada Oktober 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor pada bulan laporan sebesar US$ 16,29 miliar.
Jumlah ini naik 0,36% month to month (mtm) dari bulan September 2021 yang pada waktu itu tercatat US$ 16,23 miliar dan bila dibandingkan dengan impor Oktober 2020 yang pada waktu itu tercatat US$ 10,79 miliar, ini naik 51,06% yoy.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, peningkatan impor ini adalah hal yang baik. Karena, sebagai tanda pemulihan ekonomi dalam negeri.
“Adanya permintaan yang meningkat dari industri di dalam negeri. Menunjukkan permintaan domestik bagus,” ujar Margo, Senin (15/11) via video conference.
Baca Juga: BPS: Penurunan impor produk farmasi sejalan dengan melandainya kasus Covid-19
Ia menjabarkan, impor Indonesia menurut penggunaan barang. Impor bahan baku/penolong pada bulan laporan tercatat US$ 12,31 miliar atau naik 1,77% mtm. Bila dibandingkan dengan Oktober 2020, ini meroket 55,82% year on year (yoy).
Margo bilang, peningkatan impor bahan baku/penolong ini menunjukkan geliat ekonomi domestik. Industri banyak melakukan impor bahan baku untuk kegiatan produksi dalam negeri.
Kemudian, impor barang modal tercatat US$ 2,39 miliar atau naik 1,92% mtm. Bila dibandingkan dengan Oktober 2020, nilai impor ini meningkat 29,41% yoy.
Peningkatan barang modal ini menunjukkan dunia industri membutuhkan barang-barang penunjang peningkatan kapasitas produksi karena permintaan domestik yang meningkat.
Baca Juga: Butuh Inspirasi dan motivasi, bisa simak deretan podcast berikut ini
Sementara dari sisi impor konsumsi, tercatat US$ 1,59 miliar. Secara bulanan, impor konsumsi memang tergerus 11,17% mtm. Namun, secara tahunan impor konsumsi masih naik 53,45% yoy.
Menurut Margo, penurunan impor konsumsi ini lebih didorong oleh penurunan impor produk farmasi sebesar 35,44% mtm atau turun US$ 163,2 juta.
Penurunan impor produk farmasi ini sejalan dengan melandainya kasus harian Covid-19 di Indonesia. “Produk farmasi ini di antaranya impor vaksin turun. Bila dikatkan dengan melandainya Covid-19 di Indonesia, ada hubungannya,” tandasnya.
Selanjutnya: Neraca perdagangan berpotensi cetak surplus hingga akhir tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News