Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Awal tahun 2015 dibuka dengan kabar positif yaitu Januari mengalami deflasi 0,24%. Namun, Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan, deflasi ini tidak akan berlanjut pada bulan Februari.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan saat ini sedang memasuki musim pemeliharaan padi. Maka dari itu, harga beras akan relatif tinggi.
Harga beras yang tinggi pun sudah terlihat pada data bulan Januari di mana komponen beras menjadi komponen penghambat deflasi. Kenaikan harga beras pada bulan JanuariĀ mencapai 1,92% sebagai akibat kurangnya pasokan beras karena memasuki masa panceklik.
Andil beras terhadap inflasi Januari adalah 0,07%. Kenaikan terjadi di 76 kota IHK di mana Merauke menjadi kota dengan kenaikan tertinggi yaitu 29%.
Namun, menurut Sasmito, kalau pemerintah bisa menurunkan biaya transportasi di mana baru 22 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) yang menurunkan tarif angkutan dalam kota maka bisa membantu beban inflasi Februari. "Masih ada 62 kota lain yang berpeluang untuk menurunkan biaya transportasinya. Kalau itu bisa maka akan menekan inflasi di BBM supaya inflasi tidak terlalu besar," ujar Sasmito di Jakarta, Senin (2/2).
Secara historis, pada bulan Februari inflasi relatif kecil yaitu di bawah 1%. Pada Februari tahun 2014 inflasi sebesar 0,26%, pada Februari 2013 inflasi tercatat 0,75%. "(Inflasi) tidak jauh-jauh dari sana kalau normal," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News