Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi sepanjang 2017 sebesar 5,17%. Angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Indonesia 2017 yang sebesar 5,07%.
Dari sisi pengeluaran, komponen konsumsi rumah tangga mencatat pertumbuhan sebesar 5,05%. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga di tahun 2017 yang sebear 4,94% dan di tahun 2016 yang sebear 5,01%.
Bila dibandingkan antara kuartal IV 2018 dengan kuartal IV 2017, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pun masih lebih tinggi. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga di kurtal IV 2018 sebesar 5,08%,sementara di kuartal IV 2017 pertumbuhannya sebesar 4,98%.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan petumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga ini. Beberapa hal yang menjadi penopang adalah tumbuhnya perjualan eceran, penjualan wholesale sepeda motor, hingga nilai transaksi uang elektronik, kartu debit dan kartu kredit yang juga mencatat pertumbuhan.
"Penjualan mobil pada triwulan ke IV 2018 bila dibandingkan dengan triwulan III 2018 memang mengalami penurunan sebesar 2,75%, tetapi bila dibandingkan kuartal IV dengan kuartal IV 2017, penjualan mobil naik 9,37%. Artinya konsumen banyak membeli mobil. Ini kembali menunjukkan konsumsi rumah tangga masih kuat," tutur Suhariyanto, Rabu (6/2).
Selain mobil, Penjualan sepeda motor secara wholesale pada Triwulan IV 2018 bila dibandingkan dengan triwulan IV 2017 mengenai kenaikan sebesar 7,44%. Sementara, Penjualan eceran di kuartal IV 2018 tumbuh 4,74% lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan di kuartal IV 2017 yang sebesar 1,77%.
Secara umum, hampir seluruh komponen konsumsi rumah tangga mengalami peningkatan. Namun, masih ada beberapa komponen yang pertumbuhannya melambat. Salah satunya adalah makanan dan minuman selain restoran. Dimana, komponen ini mencatat pertumbuhan sebesar 4,81% di kuartal IV 2018, padahal di kuartal IV 2017 pertumbuhannya sebesar 5,36%.
Bila dilihat, Konsumsi rumah tangga berkontribusi paling besar pada pertumbuhan ekonomi. Dimana, kontribusinya mencapai 55,74%.
Selain konsumsi rumah tangga, komponen lain pembentuk PDB dari sisi pengeluaran pun mencatat pertumbuhan. Komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) tumbuh 9,08%, konsumsi pemerintah tumbuh 4,80%, pembentukan modal tetap bruto (PMTB), 6,67%, hingga impor tumbuh 12,04%.
Namun, kontribusinya terhadap PDB masih tak sebesar konsumsi rumah tangga, dimana komponen PMTB menyumbang 32,29%, komponen ekspor barang dan jasa sebesar 20,97%, konsumsi pemerintah sesbesar 8,98%, konsumsi LNPRT sebesar 1,22% dan komponen impor sebagai faktor pengurang PDB memiliki peran sebear 22,06%.
Suhariyanto mengatakan, ke depan, motor pertumbuhan ekonomi masih dari konsumsi. "Untuk mengubah struktur perekonomian butuh waktu yang lama," tutur Suhariyanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News