kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BPS catat ekspor Indonesia pada bulan Juli 2020 naik 14,33%


Selasa, 18 Agustus 2020 / 12:38 WIB
BPS catat ekspor Indonesia pada bulan Juli 2020 naik 14,33%
ILUSTRASI. Pekerja menggunakan alat reach stackers di Terminal Peti Kemas Perawang, di Kabupaten Siak, Riau, Jumat (7/8/2020). Terminal Peti Kemas Perawang yang dikelola PT Pelindo 1, pada semester I-2020 melayani bongkar muat peti kemas sebanyak 40.571 boks dan men


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Nilai ekspor Indonesia pada Juli 2020 sebesar US$ 13,73 miliar. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ini berarti meningkat 14,33% mom.

Menurut Kepala BPS Suhariyanto, peningkatan ekspor disebabkan oleh adanya peningkatan ekspor minyak dan gas (migas) sebesar 23,70% mom dan juga ada peningkatan ekspor non migas sebesar 13,86% mom.

"Ekspor migasnya naik karena nilai minyak mentahnya naik lumayan tinggi 84,96% dan volumenya juga naik 38,85%," ujar Suhariyanto, Selasa (18/8) via video conference.

Baca Juga: Neraca dagang Juli 2020 surplus US$ 3,26 miliar

Sementara untuk ekspor non migas, nampak sektor pertanian dan industri pengolahan mengalami peningkatan ekspor. Namun, sektor pertambangan dan lainnya mencatat kontraksi ekspor baik secara bulanan maupun dibandingkan dengan Juli 2019.

Terperinci, ekspor pertanian naik 24,10% mom. Sektor yang menyumbang peningkatan pertanian antara lain tanaman obat aromatik dan rempah-rempah, ekspor sarang burung, kopi, sayuran, serta ekspor biji kakao.

Sementara itu, bila dibandingkan dengan Juli 2019, ekspor pertanian juga berhasil tumbuh 11,17% yoy. Ekspor yang meningkat adalah hasil hutan bukan kayu lainnnya, sarang burung, tanaman obat aromatik dan rempah-rempah, buah-buahan tahunan, holtikultura, juga hasil perkebunan.

Baca Juga: Neraca pembayaran Indonesia kuartal II 2020 surplus US$ 9,2 miliar

Ekspor industri pengolahan juga terpantau tumbuh 16,95% mom. Ekspor yang meningkat antara lain logam dasar mulia, kemudian minyak kelapa sawit, besi baja, pakaian jadi, kendaraan bermotor roda empat.

Akan tetapi, bila dibandingkan dengan Juli 2019, ekspor industri pengolahan masih turun 1,91% yoy. Yang turun cukup tajam antara lain ekspor kendaraan bermotor roda empat atau lebih, karet, serta pakaian jadi dari tekstil.

Sektor pertambangan mengalami penurunan. Ekspor pertambangan turun 7,83% mom, dipengaruhi oleh penurunan ekspor bijih tembaga dan lignit.

Baca Juga: Peran perbankan sangat besar dalam menggerakkan ekonomi nasional

Sementara bila secara tahunan, ekspor pertambangan tergerus 31,10% yoy dipengaruhi oleh penurunan batubara, lignit, dan biji logam lainnya.

"Turunnya secara tahunan dalam karena ekspor batubara yang turn 71,2% yoy serta volume ekspor batubara turun 11,14% yoy. Harga batubara pun turun kalau dibandingkan dengan tahun lalu yaitu minus 28,47% yoy." tambah Suhariyanto.

Ke depannya, Suhariyanto pun berharap kalau nilai ekspor bisa terus meningkat di bulan-bulan selanjutnya. Namun, ia sadar kalau bila dibandingkan dengan tahun lalu, nilai ekspor masih belum bisa meningkat mengingat masih ada belenggu Covid-19 di seluruh dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×