kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.522.000   9.000   0,59%
  • USD/IDR 15.909   26,00   0,16%
  • IDX 7.300   -26,89   -0,37%
  • KOMPAS100 1.114   -5,86   -0,52%
  • LQ45 878   -5,78   -0,65%
  • ISSI 223   -0,77   -0,34%
  • IDX30 449   -3,15   -0,70%
  • IDXHIDIV20 539   -3,59   -0,66%
  • IDX80 127   -0,84   -0,66%
  • IDXV30 130   -0,33   -0,25%
  • IDXQ30 149   -1,00   -0,67%

BPS Buka Suara Soal Dampak Pilkada pada Inflasi November 2024


Selasa, 03 Desember 2024 / 18:04 WIB
BPS Buka Suara Soal Dampak Pilkada pada Inflasi November 2024
ILUSTRASI. Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti. BPS mengungkapkan masih mengkaji dampak pemilihan kepala daerah (Pilkada) Serentak 2024 terhadap inflasi pada November 2024.


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan masih mengkaji dampak pemilihan kepala daerah (Pilkada) Serentak 2024 terhadap inflasi pada November 2024. 

Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2024 terjadi inflasi 0,30% secara bulanan atau month to month (MtM). Ia mengungkapkan pada November 2024 BPS menghitung inflasi berdasarkan harga yang diterima oleh konsumen. Sehingga tidak menghitung inflasi yang terjadi bulan ini merupakan dampak dari pilkada serentak. 

"Kami tidak menghitung  apakah ini merupakan dampak pilkada atau bukan, tapi kami hitung  harga yang diterima oleh konsumen," ungkap Amalia dalam Konferensi Pers, Senin (2/12).

Amalia mengatakan terkait pilkada, BPS masih perlu mengkaji lebih lanjut. Hal itu guna melihat apakah peningkatan inflasi pada November 2024 terdampak dari pilkada atau tidak.

"Tentunya terkait pilkada ini masih perlu dikaji lebih lanjut," ujarnya. 

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Masih Diselimuti Tantangan Global

Amalia juga mengungkapkan inflasi pada November 2024 menjadi yang terendah sejak Agustus 2021. Hal itu karena pada Juli 2021 secara year on year (yoy) BPS mencatat terjadi inflasi sebesar 1,52%.

“Faktor pendorong di November ini karena memang tidak ada event atau kenaikan permintaan yang besar seperti bulan sebelumnya,” jelasnya.

Selain itu, inflasi pada November 2024 juga didorong oleh rendahnya harga-harga di komponen harga bergejolak. 

“Jadi memang rendahnya harga dan sedang melimpahnya stok pangan,”  ucapnya. 

Berdasarkan data BPS, inflasi secara tahunan tercatat sebesar 1,55% yoy. Terakhir kali Indonesia mencatatkan inflasi di kisaran tersebut pada Juli 2021. Dimana perekonomian masih terdampak pandemi Covid-19 yang tercatat hanya 1,52%.

Rendahnya inflasi November masih terkait dengan lemahnya permintaan dalam masyarakat, setelah sebelumnya terjadi deflasi selama lima bulan beruntun. 

“Kita tidak bisa menyimpulkan apakah rendahnya inflasi ini disebabkan lemahnya permintaan, karena kita lihat terjadi penurunan harga pangan dan stok melimpah,” jelas Amalia. 

Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2024 mencatatkan inflasi 0,30% secara bulanan atau month to month (MtM). Sementara itu, secara tahunan terjadi inflasi sebesar 1,55% atau secara tahun kalender November 2024 terhadap Desember 2023 terjadi inflasi sebesar 1,12% year to date (YtD). 

Baca Juga: Keberlanjutan Kebijakan

Selanjutnya: Deretan iPhone yang Tidak Didukung WhatsApp Mulai Tahun 2025

Menarik Dibaca: Deretan iPhone yang Tidak Didukung WhatsApp Mulai Tahun 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×