kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Boikot Australia tak pengaruhi kunjungan wisman


Jumat, 20 Februari 2015 / 21:46 WIB
Boikot Australia tak pengaruhi kunjungan wisman
ILUSTRASI. Desain Istana Negara berlambang burung Garuda di Ibu Kota Negara (IKN) karya seniman I Nyoman Nuarta.


Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa

MAGELANG. Travel warning yang dikeluarkan pemerintah Australia terkait eksekusi mati sindikat narkoba "Bali-Nine" tidak mempengaruhi kunjungan wisatawan Australia ke Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Ratusan wisatawan asal Negeri Kanguru itu masih tercatat datang ke Candi Borobudur.

"Tidak ada pengaruhnya sama sekali. Tidak ada pembatalan (kunjungan) wisatawan Australia ke Candi Borobudur terkait eksekusi mati Bali-Nine," kata Kepala Divisi Administrasi dan Keuangan Unit Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB), Aryono Hendro Malyanto, di kantornya, Jumat (20/2/2015).

Aryono menyebutkan, hingga 31 Januari 2015, tercatat ada 515 wisatawan Australia mengunjungi Candi Buddha terbesar di dunia itu. Sedangkan pada 2014, lanjut Aryono, tercatat ada 7.153 wisatawan Australia atau sekitar 2-3 persen saja dari seluruh wisatawan asing. "Per 17 Februari 2015 ini saja ada 169 wisatawan Australia datang ke Candi Borobudur," ucap Aryono.

Menurut Aryono, wisatawan Australia yang datang ke warisan budaya dunia itu tidak sebanyak wisatawan dari negara-negara di Eropa dan Asia. Sepanjang 2014, kunjungan wisman masih didominasi dari Belanda sebanyak 42.096 orang, disusul Jepang 38.643 orang, kemudian Malaysia 26.531 orang, Perancis 25.608 orang dan Jerman 19.876 orang.

Sejauh ini, lanjut Aryono, travel warning yang dikeluarkan oleh Australia tidak cukup berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan ke candi peninggalan dinasti Syailendra itu. Pengaruh baru terasa pascaaksi teroris atau bencana alam, seperti saat erupsi Gunung Merapi tahun 2010, erupsi Gunung Kelud 2013, gempa bumi dan lain-lain. "Mungkin karena travel warning karena kejahatan tertentu sehingga mereka tidak terlalu memperhatikan," kata Aryono.

Namun Aryono tidak menampik, jika awal tahun 2015 ini jumlah kunjungan wisatawan memang menurun. Hal itu disebabkan beberapa faktor, seperti hujan yang mengguyur kawasan Borobudur belakangan ini. Setiap akhir pekan pun jumlah kunjungan wisatawan hanya mencapai 9.000 orang. "Hari ini ada yang cukup menggembirakan, karena ada wisatawan dari Rotterdam, Belanda yang datang sebanyak 397 orang. Mereka merupakan wisatawan yang menggunakan kapal pesiar dan turun di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang," tambah Aryono. (Kontributor Magelang, Ika Fitriana)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×