Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA –Dua rumah warga mengalami kerusakan pascagempa M 6,9 yang berpusat 177 km barat laut Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatra Barat.
Kerusakan teridentifikasi masing-masing 1 unit di Kabupaten Kepulauan Mentawai dan 1 lainnya di Nias Selatan, Provinsi Sumatra Utara.
Abdul Muhari, pelaksana tugas (Plt). Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan perkembangan terkini pada Selasa (25/4), pukul 17.35 WIB mencatat 1 rumah rusak ringan di Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Barat, Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Satu rumah rusak lainnya teridentifikasi di Desa Hili Anombase, Kecamatan Hibala, Kabupaten Nias Selatan.
Baca Juga: Gempa Bumi Guncang Mentawai, Pertamina Jamin Pasokan BBM dan LPG Aman
Hingga saat ini tidak ada laporan korban jiwa akibat gempa bumi yang terjadi pada Selasa dini hari (25/4), pukul 03.00 WIB.
Data BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai menginformasikan sebanyak 2.049 kepala keluarga atau 8.137 jiwa masih mengungsi.
Jumlah tersebut tersebar di beberapa wilayah, antara lain 3 desa di Kecamatan Siberut Barat dan 1 lain di Kecamatan Siberut Utara.
Distribusi warga mengungsi di Kecamatan Siberut Barat yaitu di Desa Simatalu 210 kepala keluarga atau 951 jiwa, Desa Simalegi 497 KK (2.194), Desa Sigapokna 599 kepala keliarga ataau 2.443 orang.
Baca Juga: Gempa M 6,9 Mentawai, Ratusan Warga Masih Bertahan di Pengungsian
Sedangkan di Siberut Utara, sebanyak 743 kepala keluarga atau 2.549 jiwa mengungsi di Desa Sikabaluan.
BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai menyebutkan pihaknya masih melakukan pendataan dampak di Kecamatan Siberut Barat Daya, Siberut Selatan, Sipora Utara dan Sipora Selatan.
Informasi secara umum, beberapa warga masih melakukan evakuasi ke tempat yang aman.
Kondisi jaringan listrik di wilayah Kepulauan Mentawai masih mengalami pemadaman.
Seperti kita tahu gempa bumi magnitudo 6,9 yang berada 177 km barat laut Kepulauan Mentawai memiliki kedalaman 23 km.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis fenomena geologi tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia.
Baca Juga: Gempa 7,3 Magnitudo di Mentawai, Tetap Waspadai Potensi Gempa Susulan
Sedangkan dari hasil analisis mekanisme sumber gempanya, ini merupakan gempa dengan mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.
Di samping itu, hingga pukul 05.45 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 10 aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock dengan magnitudo terbesar M 5,0.
Pascagempa tersebut, BNPB terus berkoodinasi dengan BPBD Provinsi Sumatra Barat dan beberapa BPBD kabupaten yang terdampak guncangan gempa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News